Warga yang Ingin Kabur dari Raqqa Harus Sediakan Minimal Rp 13 Juta

Posted by rarirureo on 3/30/2017

Warga yg Ingin Kabur dari Raqqa Harus Sediakan Minimal Rp 13 Juta

DAMASKUS, - Para penyelundup manusia meminta uang sebesar 1.000 dollar AS atau sekitar Rp 13 juta buat warga kota Raqqa, Suriah yg ingin meninggalkan kota yg dikepung itu.

Saat ini, kota yg masih dikuasai ISIS itu tengah digempur koalisi Tentara Demokratik Suriah (SDF), yg sebagian besarnya adalah pasukan Kurdi, yg kini cuma berjarak sekitar 8 kilometer dari batas kota.

Selain itu, serangan udara koalisi AS juga tidak henti menggempur kota yg diklaim ISIS sebagai ibu kota kekalifahan yg didirikannya.

Akibat pertempuran itu, diperkirakan 300.000 warga sipil terperangkap di dalam kota dalam ketidakpastian dan kebingungan dalam mencari tempat yg aman.

Di ketika sebagian besar warga kota Raqqa tidak dapat pergi karena mahalnya jasa para penyelundup manusia, para aktivis dan organisasi kemanusiaan malah telah terlebih dulu meninggalkan kota tersebut.

Para penyelundup manusia, yg sebenarnya adalah anggota ISIS yg sedang mencari uang tambahan, biasanya meminta bayaran 300-500 dolar per orang.

Namun, harga itu mampu melonjak hingga 1.000 dollar AS buat diselundupkan keluar dengan aman dari dalam kota Raqqa.

Sedangkan biaya buat meninggalkan Suriah mampu mencapai 4.000 dollar AS atau sekitar Rp 52 juta per orang, sebuah jumlah yg tidak mungkin dipenuhi warga yg telah lama terjebak perang.

Jika berhasil keluar dari Raqqa, keselamatan warga juga belum terjamin. Sebab, mereka harus melewati medan ranjau dan bom rakitan yg disebar ISIS bagi menghambat pergerakan pasukan penyerbu.

Risiko warga yg kabur bertambah dengan kemungkinan tertangkap di pos penjagaan ISIS atau terjebak dalam baku tembak.

Bahkan, seandainya warga yg kabur dari Raqqa berhasil mencapai wilayah yg dikuasai SDF, mereka belum tentu diizinkan masuk sebelum dapat memastikan identitas atau dijamin oleh orang yg dipercaya SDF.

Apalagi, ISIS mewajibkan segala pria di kota Raqqa mengenakan pakaian yg sama dengan kemeja panjang sehingga sulit membedakan antara warga sipil dan anggota ISIS.

Hal itu dikerjakan agar warga kota Raqqa mampu dijadikan tameng hidup yg efektif buat melindungi para anggota ISIS dari serangan udara koalisi.

Operasi "Amukan Efrat" bagi merebut kota Raqqa dirancang buat terkordinasi dengan operasi militer di Irak bagi merebut kota Mosul yg kini telah berlangsung selama enam bulan.



Source : internasional.kompas.com

Share this

Blog, Updated at: 20.00

0 komentar:

Posting Komentar