Banjir di Gayamsari Semarang Tak Kunjung Surut

Posted by rarirureo on 2/14/2017

Banjir di Gayamsari Semarang Tak Kunjung Surut

SEMARANG, - Hujan di wilayah Semarang menyebabkan banjir di Kelurahan Kaligawe dan Sawah Besar, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang, Senin (13/2/2017) malam.

"Ini banjir paling parah tahun ini, terdalam dan terlama. Biasanya hanya sejam dan debitnya tak sebesar ini. Kali ini ini dari jam 20.00 sampai sekarang pukul 22.45 belum juga surut," kata warga Kaligawe, Hartoto, Senin.

Ia mengatakan, sejauh ini warga belum ada yg dievakuasi karena masih percaya debit air mulai surut. Namun, seandainya debit air tidak kunjung menurun, warga terpaksa mengungsi.

"Kalau ini selalu berlanjut sampai tengah malam atau pagi, maka harus mengungsi. Soalnya sekarang saja airnya telah masuk rumah warga setinggi paha," katanya.

Suwarti (65), warga Sawah Besar Gang XII, menyebutkan bahwa daerah tersebut telah kadang mengalami banjir. Rumahnya telah tergenang air setinggi paha orang dewasa.

"Biasanya kalau banjir, cuma sesuatu jam air menggenangi rumah kami. Ini telah berjam-jam sejak pukul 18.30, air masih belum surut," kata dia.

Suwarti yg tinggal bersama suaminya mengatakan, pada akhir 2016 sampai Februari 2017 ini, setidaknya telah terjadi lima kali banjir. Banjir malam ini yaitu yg terparah.

"Tak cuma itu, air Banjir Kanal Timur tidak surut meskipun telah melimpas berjam-jam," tuturnya.

Sinaryo (70) menyebutkan, banjir sudah menggenangi hampir semua rumah warga di kawasan Sawah Besar. Warga berusaha bertahan dan menunggu sampai luapan Banjir Kanaltimur berhenti.

Menjelang pergantian hari, air Sungai Banjirkanal Timur masih selalu melimpas ke permukiman warga.

Camat Gayamsari Bambang Purnomo Aji mengatakan, pihaknya telah koordinasi dengan BPBD, TNI, Basarnas, dan DPU Kota Semarang buat melokalisasi air.

"Tapi kondisinya masih begini (tidak surut), ya kami pantau. Maka kalian fokus ke warga," katanya.

Menurutnya, penanganan sementara bersifat manual dengan mengatur aliran air di pintu air Pucang Gading, merupakan dibagi ke Kali Babon dan Banjir Kanal Timur.

Sejauh ini, sejumlah perlengkapan evakuasi sudah diterjunkan berupa perahu karet dari BPBD Kota Semarang dan Basarnas Jateng. Jika debit air selalu meninggi, harus ada langkah evakuasi atau pengungsian.

Bambang menyampaikan bahwa banjir limpasan dari Banjir Kanal Timur ini yaitu yg terbesar sejak Desember 2016.

"Ini luberan yg kelima dan paling besar sejak Desember 2016. Luberan terparah, ya, titiknya di situ-situ saja. Semisal di jembatan Pasar Waru," kata dia. (HESTY IMANIAR/TRIBUN JATENG)


Source : regional.kompas.com

Share this

Blog, Updated at: 08.30

0 komentar:

Posting Komentar