JAKARTA, Xiaomi akhirnya kembali menyapa MiFans, panggilan penggemar Xiaomi, Tanah Air setelah lebih dari setahun vakum. Pabrikan China itu "comeback" dengan memboyong seri Redmi 4A sebagai produk perdana pada Jumat (10/2/2017) lalu.
Smartphone yg menyasar kelas menengah tersebut diproduksi di pabrik lokal yg terletak di Batam. Hal ini guna memenuhi aturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yg ditetapkan pemerintah bagi ponsel 4G.
"Kami sangat senang mengumumkan bahwa Redmi 4A ini dibuat di Indonesia," kata Senior Vice President Xiaomi, Wang Xiang, di atas panggung peluncuran, Jumat.
Aturan TKDN memang menjadi penghalang Xiaomi bagi memasarkan smartphone 4G di Indonesia selama setahun belakangan. Pasalnya, aturan itu mengharuskan vendor global memasukkan unsur lokal pada tiap produk 4G yg hendak dipasarkan.
Unsur lokal yg dimaksud mampu didominasi software, hardware, atau komitmen investasi lebih lanjut, semisal mendirikan pusat riset dan pengembangan dengan nilai tertentu.
Baca: Ponsel Xiaomi Dijual Kucing-kucingan di Jakarta
Rangkul perusahaan lokal
Xiaomi sendiri memilih jalur mayoritas hardware buat memenuhi TKDN. Dalam hal ini, Xiaomi tidak membangun pabrik sendiri melainkan bekerja sama dengan dua perusahaan lokal seperti PT Erajaya Swasembada, PT Sat Nusapersada, serta TSM Technologies.
Lini-lini smartphone Xiaomi diproduksi di pabrik perakitan punya PT Sat Nusapersada di Batam. Ada ratusan pekerja lokal di pabrik tersebut yg memproduksi lini Xiaomi.
Sebagai permulaan, fasilitas produksi Xiaomi dapat menghasilkan 100.000 unit smartphone dalam sebulan. Angka itu diperoleh dari tiga lini produksi yg disediakan pabrik Batam buat Xiaomi.
Selanjutnya, produksi mulai selalu ditingkatkan hingga mencapai 300.000 unit per bulan. Tentu saja target itu disesuaikan dengan performa penjualan smartphone Xiaomi di Indonesia.
Belum capai TKDN 30 persen
Meski telah memamerkan komitmennya berbisnis di Indonesia, Xiaomi sejatinya belum memenuhi ketetapan TKDN baru sebesar 30 persen. Sejauh ini, Xiaomi baru memenuhi TKDN 20 persen yg merujuk pada aturan tahun lalu.
Pemerintah memang hanya mematok angka TKDN 20 persen untuk vendor global yg ingin berbisnis ponsel 4G pada 2016 lalu. Persentase itu lantas dinaikan menjadi 30 persen per 1 Januari 2017.
Xiaomi sendiri tetap mampu memasarkan Redmi 4A yg TKDN-nya belum mencapai 30 persen dikarenakan produk itu telah didaftarkan sejak akhir 2016.
"Kami memasukkan Redmi 4A pada akhir 2016, jadi masih mengikuti ketentuan tahun lalu," kata Country Head of Xiaomi Indonesia, Steven Shi Yan, ketika sesi wawancara khusus bersama KompasTekno.
Hal itu diiyakan Dirjen Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan. Putu menegaskan hingga kini belum ada ponsel dari vendor global yg diluncurkan di Indonesia dan telah memenuhi TKDN 30 persen.
"Masih tahap verifikasi bagi ponsel dengan TKDN 30 persen. Kalau Xiaomi kan telah dimasukan sejak akhir 2016, jadi nggak masalah," kata Putu.
Baca: Hugo Barra Tanggapi Maraknya Xiaomi BM di Indonesia
Bakal rilis ponsel flagship?
Xiaomi sesumbar sedang menjajaki berbagai kemungkinan bagi dapat memenuhi syarat TKDN 30 persen. Yang jelas,
Dengan berbagai strategi dan semangat baru, Xiaomi percaya mampu menaklukkan pasar Indonesia. Tak main-main, Xiaomi segera mematok target ambisius buat tahun ini.
"Kami percaya dapat masuk Top 5 atau bahkan Top 3 vendor smartphone di Indonesia," Wang Xiang menuturkan.
Optimisme Wang Xiang didasari klaim bahwa MiFans Tanah Air sangat antusias menyambut lini-lini smartphone Xiaomi. Saat ini, kata dia, MiFans telah tersebar di 22 kota di Indonesia.
Meski demikian, Xiaomi milik pesaing berat yg telah menduduki posisi Top 5 di Indonesia. Mereka adalah Samsung, Oppo, Asus, Advan, dan Lenovo.
Berdasar data IDC yg dirilis kuartal tiga 2016, Samsung masih merajai pasar smartphone Indonesia dengan pangsa pasar 32,2 persen. Selanjutnya disusul Oppo dengan 16,7 persen, Asus 8,2 persen, Advan 6 persen, dan Lenovo 5,7 persen. (Baca:Oppo Komentari Gebrakan Xiaomi dan Vivo di Indonesia)
Mampukah Xiaomi merangkak naik? Siapa yg bakal digeser Xiaomi bagi masuk jejeran Top 5? Hal ini baru dapat terjawab pada akhir 2017 mendatang.
Source : tekno.kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar