PARIS, Jaksa keuangan Perancis mulai mengambil langkah hukum lebih lanjut minggu ini buat memeriksa dugaan menerima upah tanpa bekerja yg dikerjakan oleh istri kandidat Presiden Francois Fillon.
Berita itu dirilis harian lokal Journal de Dimanche, Minggu (12/2/2017), mengutip sumber tanpa identitas yg melaporkan bahwa proses penindakan mulai diterapkan kepada Fillon dan istrinya berwarga Inggris, Penelope.
Reutes berusaha melalukan konfirmasi terkait laporan tersebut. Namun, pihak kejaksaan dan perwakilan kandidat dari kubu konservatif itu tak ada yg dapat mendapatkan tanggapan.
Kuasa hukum pasangan suami-istri Fillon dan Penelope juga tak merespons pesan yg dikirim.
Fillon sendiri sudah mengonfirmasi bahwa istrinya menerima upah karena memang benar-benar bekerja.
Sedangkan pengacara Fillon mempertanyakan legitimasi hukum jaksa keuangan tersebut. Sementara Fillon tetap bertahan buat melakukan kampanye pencalonan kepresidenannya.
Jajak pendapat sejak skandal tersebut terkuak hampir tiga minggu dahulu memamerkan kejatuhan Fillon ketika para pemilik hak suara berubah pikiran karena pemeriksaan hukum tersebut dilaporkan oleh mingguan satir Canard Enchaine bahwa istri Fillon membayar ratusan ribu euro sebagai pembayar pajak atas pekerjaan yg tak dia lakukan.
Jajak pendapat sebelum skandal tersebut memamerkan Fillon sebagai favorit pemenang Pilpres Perancis itu. Hal ini mengindikasikan mantan perdana menteri berusia 62 tahun berada di urutan ketiga putaran pertama pada 23 April.
Menurut harian tersebut, ada beberapa jalan yg mungkin mulai diambil.
Pertama mulai mengarah pada masalah agar diperiksa oleh hakim yg bertugas bagi menetapkan apakah individu atau seseorang itu mampu diselidiki secara formal atau tidak.
Terkadang arahan tersebut mampu diajukan terhadap X (partai yg tak disebutkan namanya), tapi dalam perkara ini, kata surat kabar itu, mulai melibatkan dua partai yg disebutkan namanya.
Kemungkinan jalur hukum kedua mulai membawa masalah ini secara segera sebelum diputus oleh pengadilan kriminal.
Berdasarkan skenario ini, lanjut koran tersebut, prosesnya mulai dimulai lebih awal dalam 11 hari.
Saat berkampanye buat mendapatkan tiket yg dapat mewakili partainya, Fillon menekankan bahwa dia memiliki catatan hukum yg bersih dan dia mulai mengurangi hal-hal yg memboroskan keuangan pemerintah.
Pihaknya menyatakan mulai mundur dan menyerahkan penyelidikan hukum sehubungan dengan skandal kerja palsu tersebut.
Seharusnya pihak Partai Republik memilih calon baru agar mampu langsung pengumpulan tanda tangan pada 17 Maret mendatang.
Sepekan sebelumnya Fillon lawan-lawan politiknya di pemerintahan sengaja menghasut sebuah skandal buat menjegal langkahnya.
Penelope dikabarkan mendapat upah 600 ribu euro (setara Rp 8,5 miliar) sebagai asisten pribadi sang suami ketika menjabat sebagai legislator.
Pekerjaan tersebut dilanjutkan perempuan kelahiran Wales itu ketika Fillon masuk jajaran kabinet dengan menjadi asisten untuk Marc Joulaud. Penelope juga dibayar bagi sebuah tulisan di jurnal kebudayaan.
Namun, Penelope sebagaimana dilaporkan tabloid Le Canard Enchaine tak pernah melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut.
Tidak ada bukti yg berhasil ditemukan media satir tersebut atas kerja keras Penelope.
Source : internasional.kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar