Kaligrafi pada "Styrofoam" Bekas, Goresan Para Santri dari Hati

Posted by rarirureo on 2/21/2017

Kaligrafi pada "Styrofoam" Bekas, Goresan Para Santri dari Hati

INDRALAYA, - Sejumlah santri tengah melukis huruf kaligrafi di atas styrofoam, sore itu. Mereka menggoreskan kuas dengan cat berwarna-warni membuat karya seni kaligrafi berupa tulisan Al Quran dengan teliti, sepenuh hati.

Sesekali, Ustaz Hadi Arka, pengasuh sanggar seni di Pondok Pesantren Al Ittifaiqiah Indralaya yg berlokasi di Desa Tanjung Lubuk, Kecamatan Indralaya Selatan, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, ini memberi pengarahan dan koreksi terhadap para santri.

Bahan dasar yg dipakai adalah styrofoam bekas yg diperoleh dari sisa-sisa pabrik atau barang elektronik, berbeda dengan kaligrafi yg biasanya dilukis di atas kanvas berbahan kulit.

AMRIZA NURSATRIA/ Para santri tengah melukis kaligrafi di atas streofoam bekas di galeri Pondok Pesantren Aal Ittifaqiah IndralayaWahyu Pratama, salah seorang santri di yg mengikuti kelas melukis kaligrafi tersebut mengatakan, dia tertarik ikut kegiatan seni melukis kaligrafi karena mampu membuat huruf Al Quran kelihatan lebih indah dan menarik.

“Awal belajar memang sulit terutama membuat lekak-lekuk hurupnya. Namun, semakin tidak jarang latihan semakin mudah, aku tertarik belajar karena membuat tulisan alquran menjadi lebih indah,” katanya.

Hadi mengatakan, sanggar seni ini telah berdiri selama 12 tahun dengan tujuan menampung santri yg mempunyai bakat seni, terutama seni kaligrafi.

“Ada 250 santri dari tingkat tsanawiyah dan aliyah yg bergabung di sanggar seni ini,” katanya.

Hadi menambahkan, pemilihan bahan baku styrofoam bekas selain murah dan gampang dapat, hal itu juga yaitu bentuk dari kepedulian pondok pesantren Al ittifaqiah terhadap lingkungan.

“Selain dari, streofoam santri juga kami ajarkan melukis di atas bamboo, potongan pipa paralon bekas dan barang bekas lainnya yg dapat dijadikan media lukis,” katanya.

Hasil karya santri pondok pesantren itu dipajang di dinding galeri seni pondok pesantren. sendiri telah banyak yg terjual dengan kisaran harga dari Rp 100.000 hingga Rp 3 juta. Pembelinya kebanyakan para pelajar sekolah yang lain yg berkunjung ke galeri dan tamu-tamu pondok pesantren yg datang.


Source : regional.kompas.com

Share this

Blog, Updated at: 15.00

0 komentar:

Posting Komentar