Hari Kasih Sayang dan Kaki Palsu untuk Siti

Posted by rarirureo on 2/15/2017

Hari Kasih Sayang dan Kaki Palsu bagi Siti

UNGARAN, - Siti (26), warga Grobogan, Jawa Tengah, tak mengira seandainya dirinya mulai mendapatkan kaki palsu secara cuma-cuma dari Polres Semarang tepat di Hari Kasih Sayang atau Valentine's Day.

Siti yaitu salah sesuatu dari sekian banyak korban kecelakaan lalu-lintas yg diundang oleh Polres Semarang di pendopo rumah dinas Bupati Semarang, Jalan Ahmad Yani, Ungaran, Selasa (14/2/2017) siang.

Dengan mengenakan kruk, Siti menumpang bus dari Grobogan ke Ungaran bagi menghadiri acara itu.

"Senang. Semoga dengan kaki palsu ini aku dapat lebih leluasa bagi beraktivitas," kata Siti.

Tujuh tahun silam, Siti mengalami kecelakaan dulu lintas. Ia ditabrak oleh kendaraan ketika melintas di sebuah jalan raya.

"Saya membonceng saudara. Akibat kecelakan itu, kaki kanan aku harus diamputasi," kata Siti.

Tak cuma Siti, ada 10 korban kecelakaan dahulu lintas lainnya yg mendapatkan alat bantu difabel dari Polres Semarang dan Paguyuban Peduli Penyandang Disabilitas (P3D) Kota Semarang.

Tepat di Hari Valentine kemarin, Polres Semarang mengumpulkan para korban kecelakan dahulu lintas ini ke dalam sebuah wadah bernama "Komunitas Korban Kecelakaan Lalu Lintas".

Melalui komunitas tersebut, para korban kecelakaan dulu lintas diharapkan mampu kembali mandiri dan lebih yakin diri dalam melaksanakan berbagai aktivitas keseharianya.

"Termasuk dalam membangun kembali perekonomian dan kesejahteraan keluarganya," jelas Kepala Satlantas Polres Semarang AKP Dwi Nugroho.

Penyandang disabilitas lainnya, Aris Dwi Wibowo (27), berpesan kepada para pengguna jalan, khususnya para pelajar, agar tak ugal-ugalan ketika berkendara.

Warga Dusun Gambir, Desa Semowo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, itu tak ingin kejadian yg menimpa dirinya juga dialami orang lain.

"Saya adalah korban kecelakaan, tetapi aku masih diberi kesempatan hidup. Kaki kanan aku diamputasi dan tangan kanan tidak berfungsi," kata Aris.

Semenjak itu, Aris harus hidup dengan anggota tubuh yg tidak lengkap. Kondisi ini membuatnya kesulitan menjalani hidup karena tak dapat bekerja maksimal, sementara ia harus memberikan nafkah bagi keluarganya.

"Kalau bisa, Bapak Bupati, kita diberikan akses atau bantuan buat modal," kata dia.

Gayung bersambut, Bupati Semarang Mundjirin berjanji mulai berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Semarang terkait penanganan untuk mereka.

"Bantuan tak harus uang. Bisa juga berupa pelatihan kerja agar mandiri," ujar Mundjirin.


Source : regional.kompas.com

Share this

Blog, Updated at: 08.00

0 komentar:

Posting Komentar