WASHIGNTON DC, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Selasa (14/2/2017), datang di Washington buat pertama kalinya bertemu Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat.
Keduanya pernah bertemu saat Donald Trump masih sebagai calon presiden, pada 25 September 2016 di New York.
Hubungan Netanyahu yg dingin dengan pendahulu Trump, Barack Obama, sangat jelas, sehingga pernyataan Trump semasa kampanye bahwa ia mulai mendukung Israel, membuat Netanyahu memiliki alasan buat mengharapkan hubungan yg lebih baik.
Sejak berangkat ke AS dan bertemu bagi pertama kali dengan Trump, Netanyahu menghindari pertanyaan tentang apakah ia masih menjunjung solusi beberapa negara buat Israel dan Palestina.
Undang-undang baru yg disetujui parlemen Israel, melegalkan permukiman Yahudi di tanah punya pribadi orang Palestina di Tepi Barat, menuai kecaman Palestina dan internasional.
Kepada koran Israel minggu lalu, Trump menyatakan, permukiman itu "tidak menolong proses perdamaian."
Pernyataan Gedung Putih awal bulan ini menyebutkan, pembangunan permukiman baru atau perluasan permukiman yg ada, mungkin menghambat upaya mencapai perdamaian.
Duta Besar Richard Lebaron pada Dewan Atlantik mengatakan, "Menurut saya, Palestina mulai mencermati meeting ini dan mulai mencari petunjuk apa saja bahwa kebijakan AS secara substansial sudah berubah.”
“Mereka telah mendapatkannya dalam cara presiden mengacu pada permukiman, jadi ada dua keraguan tentang bagaimana persoalan ini mulai diselesaikan," Lebaron menambahkan.
Sebagian analis berpendapat Netanyahu perlu mencari cara bagi memuaskan sayap kanan Israel, terkait tuntutan teritorialnya di Tepi Barat yg diduduki.
Pengamat yang lain berhati-hati tentang cara merumuskan harapan yg tepat dengan AS, sekutu paling utama Israel.
David Makovsky pada Institut Washington buat Kebijakan Timur Dekat mengatakan, "Tidak diragukan lagi, tak terlalu banyak yg bisa diharapkan karena Trump belum mempunyai tim.” Jadi, lebih gampang baginya bagi menyampaikan "Saya sedang dalam posisi menyimak.”
Meskipun menyatakan mulai memfasilitasi perdamaian Israel dan Palestina, Trump tak memamerkan simpati terhadap aspirasi orang Palestina
Source : internasional.kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar