JAKARTA, - Setelah Facebook, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, bakal bertemu dengan Twitter bagi membahas penyebaran berita palsu alias hoax di platform digital. Pertemuan itu dijadwalkan pada 20 Februari mendatang.
Hal ini disampaikan Dirjen Aptika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Samuel Pangerapan, Selasa (14/2/2017), usai rapat tertutup Menkominfo dengan perwakilan Facebook di ruang tamu menteri, Gedung Kominfo lantai 7, Jakarta.
"Semua platform digital kalian ajak bicara. Kami telah atur meeting dengan Twitter tanggal 20 (Februari) nanti," kata Samuel.
Penyebaran konten negatif seperti pornografi, kekerasan, serta hoax, makin deras mengalir lewat layanan internet semacam Facebook, Twitter, dan Google. Pemerintah merasa perlu berdiskusi dengan para layanan internet tersebut agar mampu bersama-sama memberantas konten negatif di internet.
Perbedaan pandangan
Pada meeting sore ini, Rudiantara meminta respons yg lebih tanggap dari Facebook saat pemerintah melaporkan ada konten negatif yg berseliweran di platform bernuansa biru.
"Harus lebih cepat. Kami maunya saat melapor konten itu segera diblokir. Sebab laporan yg kita ajukan tentu telah lewat Review oleh tim. Tapi tampaknya tak mampu begitu, harus ada Review juga dari Facebook," Samuel menjelaskan.
Selama ini, respons Facebook atas konten negatif dikatakan tidak jarang cepat tidak jarang lambat. Definisi cepat adalah hitungan jam, dan lambat adalah hitungan hari.
Menurut Samuel, perlakuan yg tidak seragam sedikit banyak dikarenakan perbedaan persepsi antara pemerintah dan Facebook tentang sebuah konten negatif. Bisa jadi menurut pemerintah berbahaya, lantas menurut Facebook tidak berbahaya.
"Pemahamannya harus disamakan. Menurut pemikiran saya, solusinya harus ada kantor Facebook di Indonesia agar komunikasi dan koordinasi dengan pemerintah mampu lebih cepat dan mudah," ia menuturkan.
Baca: Bertemu Facebook, Menkominfo Bahas 2 Hal Penting
Source : tekno.kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar