Bandung, - Pemerintah Kabupaten Purwakarta mulai membangun Museum Toleransi. Museum tersebut kelanjutan dari museum yg telah ada sekarang, Museum Diorama Bale Panyawangan Nusantara.
“Museum Diorama Bale Panyawangan Nusantara ini baru mulai di-launching. Dalam museum tersebut mulai dijelaskan tentang masuknya Islam ke Nusantara,” ujar Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi ketika dihubungi, Kamis (11/1/2016).
Museum tersebut menggambarkan proses masuknya Islam ke Nusantara tanpa ada pertikaian. Islam masuk dengan cara yg santun dan damai.
“Di Museum Toleransi mulai diceritakan lebih banyak orang Indonesia yg toleran. Bagaimana berbagai agama masuk ke Indonesia dengan damai dan mampu beriringan dengan penganut agama leluhur yg telah lebih dahulu ada di Indonesia,” tuturnya.
Dedi menjelaskan, bagi menggambarkan hal tersebut, museum ini tak cuma mengisahkan enam agama yg diakui negara, yakni Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha, dan Konghucu. Namun berbagai agama leluhur atau kepercayaan.
“Di Indonesia ini, ada lebih dari 600 kepercayaan dan bahasa. Semuanya mulai ada di museum tersebut,” ungkapnya.
Dedi mengaku ingin mendirikan Museum Toleransi agar masyarakat Indonesia mampu melihat bahwa masyarakat Indonesia sangat toleran. Agama-agama masuk dan berkembang di Indonesia dengan damai tanpa keributan. Bahkan pemeluk agama-agama tersebut mampu hidup rukun dan berdampingan.
“Museum itu mulai berdiri di samping museum diorama Balepanyawangan Nusantara. Rencananya, museum tersebut selesai Juni berbarengan dengan dua museum lainnya,” ucapnya.
Memasuki tahun 2017, Purwakarta fokus memajukan pariwisatanya. Salah satunya dengan membangun museum.
“Nantinya mulai ada 25 museum. Museum yg tengah dalam pengerjaan di antaranya Museum Citraresmi, Wayang, Baing Yusuf, Santri, Keramik, dan Sate Maranggi. Ada juga museum yg menceritakan soal guru, akan dari zaman Oemar Bakri hingga Avanza,” tutupnya.
Source : regional.kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar