GUNUNGKIDUL, - Siswa SMKN 1 Ngawen, Gunungkidul membuat alat yg diberi nama Safety Riding Kit S2-HK berbasis Mikrokontroler Arduino Nano.
Alat yg dipasang di kendaraan bermotor ini, mulai membuat kendaraan tak mampu berjalan seandainya SIM dan STNK belum ditempelkan ke sensor.
Salah sesuatu siswa yg turut dalam pembuatan alat safety riding ini, Taufik Kalfin Ashari (16) menyampaikan ide pembuatan alat ini karena banyaknya kecelakaan yg melibatkan pelajar. Terlebih pelajar yg terlibat kecelakaan belum memiliki SIM dan jarang mengenakan helm.
"Dari keprihatinan itu, guru dan siswa lantas mempunyai ide membuat alat buat pengamanan sekaligus mengurangi angka kecelakaan," ucap Taufik Kalfin Ashari, Rabu (11/1/2017)
Taufik menuturkan, proses pembuatan alat ini dimulai awal tahun 2016 lalu. Alat ini dipasang di sepeda motor. Setiap pemilik kendaraan harus memasukan data STNK, SIM ke prosesor alat Safety riding Kit S2-HK. Nantinya pemilik kendaraan harus menempelkan STNK dan SIM ke sensor yg dipasang agar kendaraan mampu digunakan.
"STNK dan SIM ditempelkan ke sensor baru dapat digunakan. Jika tak memiliki SIM dan STNK ya tak dapat hidup motornya," ucapnya.
Selain itu, sensor juga dipasang di tali helm. Sehingga pengendara juga harus mengenakan helm dan memasang tali hingga bunyi "klik". "Kalau tali helm tak di kancingkan, motor juga tak dapat hidup," bebernya.
Menurut dia, alat ini memiliki dua ke unggulan. Pertama mampu menjadi pengaman kendaraan bermotor. Sebab tak sembarang orang mampu menghidupkan mesin motor. Kedua lanjutnya setidaknya bisa mengurangi angka kecelakaan, karena orang yg belum memiliki SIM atau enggan mengenakan helm, tak dapat mengendarai sepeda motor.
"Safety riding Kit S2-HK ini berbasis mikrokontroler Arduino nano, artinya perangkat keamanan berkendara yg berbasis kontrol SIM, STNK dan Helm keselamatan," urainya
Sementara itu, salah sesuatu Guru yg turut mendampingi dalam proses pembuatan alat safety riding ini, Heru Raharjo mengatakan, biaya pembuatan alat ini di bawah Rp 1 juta.
"Biaya sekitar Rp 800 ribuan, tapi seandainya telah diproduksi masal kemungkinan mulai lebih murah," sebutnya.
Ia menjelaskan, alat ini terdiri dari tiga komponen. Komponen reader yg berfungsi buat membaca SIM dan STNK. Setelah itu sensor yg terpasang di helm.
"Ada prosesor yg fungsinya mengolah data dari ketiga komponen agar kendaraan dapat berfungsi," kata Heru.
Ia menambahkan di kendaraan juga dipasang saklar. Saklar ini fungsinya bagi menonaktifkan Safety Riding Kit S2-HK.
"Kita pasang saklar bagi menonaktifkan alat. Saklar dipasang di tempat tersembunyi agar tak segala orang tahu," ujarnya.
Saat ini pihaknya sedang menyiapkan bagi membuat alat serupa yg lebih ringkas. Selain itu juga mulai langsung mengurus hak ciptanya.
"Kita sedang mulai membuat lagi generasi kedua, yg lebih sederhana. Hak cipta juga mulai kami ajukan," sebutnya.
Source : regional.kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar