- Mencari kerja di era krisis ekonomi dunia seperti sekarang memang tak mudah. Selain banyak saingan, Anda pun harus memiliki nilai jual yg cemerlang bagi mendapatkan pekerjaan idaman.
Selain kelengkapan administrasi dan melatih diri buat memberikan jawaban terbaik, para pelamar kerja juga mempersiapkan padu padan busana buat wawancara kerja.
Rosie Reilly, seorang warga negara Inggris sangat memahami pentingnya berbusana sopan ketika menjalani wawancara kerja.
Dia pun memadukan kemeja hitam lengan panjang, rok selutut, dan sepasangan stoking.
Reilly pun mendatangi janji wawancara kerja pada sebuah optik, Boots Opticians di Richmond, Inggris.
“Aku sampai di Boots dan benar-benar bersiap buat wawancara kerja,” jelas Reilly.
Dia menyampaikan bahwa dia menyiapkan penampilannya menata rambut dan rias wajah lebih kurang sesuatu jam.
“Aku diminta bagi duduk dan menunggu. Aku pun diminta pindah ke sebuah ruangan khusus wawancara kerja,” imbuhnya.
Pihak perusahaan, kata Reilly, menanyakan berbagai pertanyaan umum dan hal-hal terkait posisi yg dia lamar.
Lalu, pewawancara menyampaikan bahwa proses lanjutan wawancara berada di lantai gerai Boots.
Namun, Reilly terkejut dengan pernyataan orang yg mewawancarai dirinya tersebut.
“Dia (pewawancara) bilang bahwa busanaku kurang konservatif sehingga mereka mulai mengatur wawancara kerja berikut di hari lainnya,” urainya.
Reilly menyampaikan bahwa dia keluar dari gedung kantor dengan perasaan campur aduk.
“Aku baru menyadarinya ketika berada di dalam bus dan saya pun menangis,” kenangnya.
Reilly menguraikan bahwa busana yg dia kenakan telah cukup sopan dan rapi bagi sebuah sesi wawancara kerja.
Kesal karena perlakukan yg tak adil tersebut, maka Reilly pun mengisahkan pengalaman kurang baiknya itu di status media sosial.
Kemudian, selama 24 jam setelah Reilly menuliskan status tersebut di akun media sosialnya, pengalamannya itu bergulir viral.
“Banyak orang tak saya kenal mengirimkan semangat dan dukungan. Mereka membuatku menjadi kembali yakin diri,” pungkasnya.
Source : female.kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar