Cerita Solih Biasa Jadi Pencatat Nikah Saat Banjir Landa Kabupaten Bandung

Posted by rarirureo on 3/09/2017

Cerita Solih Biasa Jadi Pencatat Nikah Saat Banjir Landa Kabupaten Bandung

DAYEUHKOLOT, - Solih, Pembantu Pegawai Pencatat Nikah (P3N) Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, mengaku telah terbiasa menikahkan beberapa sejoli ketika banjir melanda kawasan itu.

Dia menuturkan, setiap ada pernikahan ketika banjir melanda, dia harus naik turun perahu agar pernikahan sepasang kekasih dapat langsung resmi.

"Bapak tidak jarang sekali menikahkan di lokasi banjir seperti ini, tetapi ya sebagai petugas harus tetap dilaksanakan," kata Solih, Kamis (9/3/2017).

Seperti hari ini, Solih baru saja menolong mencatatkan pernikahan sepasang mempelai, Iceu Nurul (23) dan Hendar Rudiansyah (24), di RW 14, Kampung Bojong Asih, Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot.

Solih bercerita, dia kerap harus mendatangi alamat baru yg berbeda dengan alamat yg tertera pada catatan di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Dayeuhkolot. Menurut dia, bukan hal yg aneh seandainya alamat walimahan berbeda dengan apa yg tertulis di KUA karena tiba-tiba keluarga mempelai harus memindahkan pelaminan. Namun, dia maklum.

"Ya kalau (sudah jadi) lokasi banjir, mau ke mana-ke mana susah, Bapak juga telah maklum. Bukannya melanggar karena tak sesuai dengan kesepakatan, tapi ini demi kelancaran pernikahan juga. Tidak apa-apa," tuturnya.

Selain pernikahan di tengah banjir, hal menarik lainnya yg kerap ditemui Solih di lokasi banjir adalah banyaknya buku nikah yg hanyut terbawa banjir.

"Tak cuma buku nikah, ijazah juga ikut hanyut. Saya (selalu) minta (buku nikah) diduplikat saja," ujarnya.

(Baca juga: Ditanya Soal Banjir Kabupaten Bandung, Aher Buru-Buru Naik Mobil)

Menikah di tengah banjir

Cerita pernikahan Iceu dan Hendar di tengah banjir Kabupaten Bandung penuh perjuangan. Rombongan mempelai pria harus menaiki beberapa perahu yg disediakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung dan Desa Dayeuhkolot.

Dari titik yg surut, rombongan mempelai pria harus menembus genangan air setinggi paha menuju tempat pelaminan sekitar 100 meter. Kotak-kotak berisi mahar pun dinaikkan ke atas perahu sesuatu demi satu.

Tata rias dan baju kebaya yg digunakan para pengantar mahar tidak menghalangi mereka buat menembus banjir yg melanda kawasan tersebut pada Selasa (7/3/2017). Wajah mereka malah tetap ceria.

(Baca selengkapnya: Kisah Mempelai Pria Terobos Banjir di Kabupaten Bandung demi Menikah)

Berita ini sudah tayang di Tribun Jabar,


Source : regional.kompas.com

Share this

Blog, Updated at: 17.30

0 komentar:

Posting Komentar