JAKARTA, - Koordinator Komite Pemilih Indonesia Jerry Sumampow mengingatkan agar Panitia Pengawas Pemilu mewaspadai maraknya praktik politik uang pada masa tenang Pilkada DKI Jakarta 2017.
“Pengalaman kami sebelumnya, di masa tenang ini yg paling rawan itu (politik uang). Ini diperparah oleh adanya survei jelang hari H,” kata Jerry dalam diskusi bertajuk "Jaga Demokrasi, Tolak Kecurangan dan Kekerasan. Selamatkan Demokrasi, Tolak Korupsi dan Dinasti" di Jakarta, Minggu (12/2/2017).
(Baca juga: Setya Novanto Minta Kader Golkar Jaga Ketenangan Selama Pilkada)
Menurut dia, hasil survei yg dipublikasikan menjelang masa tenang ini membawa dampak psikologis terhadap masing-masing pasangan calon bagi mengerahkan segala daya upayanya agar memenangkan kontestasi.
Terutama, buat kandidat yg memperoleh hasil survei rendah. “Kalau telah sulit buat dinaikkan, banyak calon yg pada akhirnya mengambil jalan pintas dengan politik uang,” ujar dia.
Ironisnya, kata dia, praktik politik uang tidak jarang juga dikerjakan oleh kandidat yg memperoleh angka elektabilitas tinggi berdasarkan hasil survei.
Sebab, menurut Jerry, mereka ingin memastikan kemenangan pada pilkada.
(Baca juga: Masa Tenang Pilkada, Cagub-Cawagub hingga Media Dilarang Berkampanye)
Ia berharap, masyarakat bisa memberikan sanksi kepada kandidat yg melakukan kecurangan, yakni dengan cara tak memilih mereka.
“Bahwa politik uang adalah sebuah kejahatan, maka pelaku politik uang adalah penjahat,” kata dia.
Kompas TV Masa tenang pilkada pada 12 sampai 14 Februari mendatang dikhawatirkan rawan diwarnai pelanggaran. Ujaran kebencian di media sosial menjadi potensi pelanggaran paling tinggi, memasuki masa tenang pilkada. Untuk mengantisipasi ujaran kebencian di media sosial dan politik uang, JPPR berharap peran aktif Badan Pengawas Pemilu.??Source : nasional.kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar