JAKARTA, Saat debat calon gubernur- wakil gubernur pada 27 Januari lalu, cagub DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, sempat menyampaikan bahwa ketika ini air bersih yg dijual ke warga telah murah. Saat itu, Ahok (sapaan Basuki) menyebut harga air bersih yg dijual buat warga miskin cuma Rp 1.050 per kubik.
Namun, pernyataan Ahok itu dibantah sejumlah warga penghuni rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Rawa Bebek, Cakung, Jakarta Timur. Menurut warga, ketika ini harga air bersih yg harus mereka bayar setiap bulannya mencapai Rp 5.500 per kubik.
"Kalau di media kayaknya enak bener, ngomong begini-begini, semuanya baik-baik. Itu yg kemarin warga komplain. Di debat dia ngomong pembayaran air Rp 1.200. Faktanya di sini kita bayar Rp 5.500. Jadi yg bohong siapa?" kata Ketua RW 17, Muhammad Rais (44), ketika ditemui Kompas.com, Kamis (16/2/2017).
(Baca: Ahok Ingin Subsidi Air dan Gratiskan Biaya Pemasangan)
RW 17 adalah RW yg membawahi enam RT di Rusunawa Rawa Bebek. Rusunawa Rawa Bebek ketika ini menjadi tempat relokasi buat warga yg digusur dari Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara; dan bantaran Kali Ciliwung di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan.
Rais menceritakan ketika pertama kali datang di Rusunawa Rawa Bebek, sumber air bersih yg dipasok bagi warga berasal dari sumur bor. Dia menyebut instalasi air PAM baru terpasang setelah warga mengeluhkan keadaan air dari sumur bor yg dinilai tak layak pakai.
Kepada pengelola, Rais menyatakan bahwa keadaan tersebut berbeda dengan ketika mereka masih tinggal di Pasar Ikan. Karena di tempat tinggal yg lama, pasokan air bersih berasal dari air PAM.
"Kami digusur dari Pasar Ikan karena dianggap sampah masyarakat, dianggap pembohong, menduduki tanah negara, selalu dikasih air seperti ini, maaf-maaf kata, kita milik air PAM dan (airnya) tak kuning begini," ujar Rais.
Pernyataan Rais dibenarkan oleh warga. Menurut Effendi (69), setiap bulannya keluarganya dapat menghabiskan sekitar 14-15 kubik air bersih.
"Setiap bulannya habis Rp 75.000," ujar pria yg juga berasal dari Pasar Ikan itu.
Sementara itu, Nuraini (40) berharap tarif air bersih di Rusunawa Rawa Bebek dapat langsung diturunkan sesuai yg diucapkan Ahok.
"Saya dengar tuh Pak Basuki bilangnya Rp 1.200 waktu debat. Warga aku tahu nonton pas debat," ujar Nur.
Saat dikonfirmasi, Kepala Satuan Pelayanan Rusunawa Rawa Bebek Ade Setyartini menyebut air bersih di lokasi tersebut dipasok oleh Aetra. Dia menyebut tarif Rp 5.500 per kubik mengacu pada harga yg ditentukan oleh Dinas Perumahan DKI Jakarta.
"Airnya dibikin penampungan selalu disebar ke tiap unit. Di tiap unit ada meteran tersendiri. Contohnya dia bulan ini pemakaiannya lima kubik. Nanti dikali Rp 5.500," ucap Ade.
Saat debat kedua, Ahok sempat menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi DKI telah menolong penyediaan air bersih untuk warga tak dapat dengan memberikan subsidi melalui public service obligation (PSO).
PSO membuat Pemprov DKI yg menanggung biaya dengan nilai tertentu yg tak mampu dibayar oleh warga.
“Ini yg kita namakan bagaimana mengadministrasi keadilan sosial yg dapat membayar lebih dan yg tak bisa kalian subsidi. Persoalan air kita sadar betul, orang tak bisa membeli air Rp 20.000 sampai Rp 50.000 per kubik. Padahal air yg kalian jual buat orang miskin cuma Rp 1.050 per kubik. Ini tentu hal yg jauh sekali,” kata Ahok.
Source : megapolitan.kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar