PASURUAN, - Warga dan siswa SDN 4 Grati, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan, harus menyebrangi sungai sejak tiga pekan terakhir akibat jembatan penghubung ambrol tersapu banjir.
Bahkan siswa yg biasa menyeberangi sungai tak masuk sekolah saat arus sungai deras, sedangkan upaya warga ketika ini swadaya memperbaiki jembatan tersebut karena mereka tak mau mengandalkan perbaikan dari pemerintah setempat yg dinilai cukup lamban.
Muchsin, salah sesuatu warga Gratitunon, menjelaskan, jembatan layang terbuat dari rangka besi dan kayu itu yaitu akses satu-satunya penghubung Desa Kalipang dan Desa Gratitunon. Namun sejak banjir melanda Pasuruan tiga minggu dahulu jembatan yg telah berumur 30 tahun itu ambrol tersapu arus sungai yg cukup deras.
"Jembatan itu vital karena bagi mengantarkan anak ke sekolah, berjualan atau ke sawah," tuturnya, Selasa (14/2/2017).
Untuk meneruskan aktivitas keseharian, kini warga terpaksa menantang derasnya arus sungai Grati ini, termasuk siswa SDN 4 Grati yg setiap hari melintas dengan ekstra hati-hati. Mereka harus berkelompok dengan bergandengan agar tak gampang jatuh ketika melintasi arus sungai.
"Kalau tak ingin berbasah, sepatu dilepas. Dan dipakai lagi kalau telah naik ke tanggul yg kering," ujar Livina, salah sesuatu siswa SDN 4 Grati.
Upaya warga bagi usulan perbaikan sebenarnya telah disampaikan ke kepala desa, baik Kepala Desa Gratitunon maupun Kepala Desa Kalipang. Namun hingga ketika ini, belum ada respons.
Sembari menunggu, warga pun berinisiatif membuat jembatan itu secara mandiri memanfaatkan swadaya masyarakat. Mereka memakai sisa besi jembatan lama buat disambung lagi. Karena seandainya tak langsung dibangun jembatan penghubung, warga harus memutar sekitar 5 km.
"Semoga saja jembatan langsung jadi. Karena siswa seringkali tak masuk sekolah saat arus sungai sedang pasang," ungkap Jamil, guru SDN 4 Grati.
Source : regional.kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar