BANDUNG, - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil kembali membuat gebrakan dengan menggagas sejumlah program khusus untuk masyarakat Bandung berusia lanjut (lansia).
Langkah awalnya dimulai dengan membuat Kongres Lansia di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalemkaum, Sabtu (25/2/2017) kemarin, buat menyerap aspirasi para lansia yg nantinya menjadi landasan program yg mulai dirancang.
Ridwan pun mengungkapkan alasan ia sangat peduli terhadap para lansia. Pria yg akrab disapa Emil itu bercerita pengalamannya sewaktu mengenyam pendidikan dan tinggal di luar negeri.
"Tujuh tahun aku tinggal di luar negeri. Sebagai arsitek di Amerika, Hongkong, aku melihat ada pengalaman batin. Waktu di Amerika, aku lihat hari Sabtu di Alun-alun New York penuh lansia. Ternyata, di sana ada tradisi bahwa hari Sabtu alun-alun cuma didedikasikan bagi lansia, aku cukup terperangah," ucap Emil.
Emil mengatakan, hal serupa terjadi juga di Singapura saat para lansia tetap dapat bekerja, tapi di bidang yg tidak banyak menguras tenaga.
Pengalaman terakhir ia mampu sewaktu melakukan survei proyek ke China.
"Di sebuah belokan terdengar suara musik, ternyata kakek-kakek dan nenek-nenek sedang joget, segala senyum bahagia, ternyata diperlukan ruang kota agar mereka menikmati," ucap Emil.
"Tiga pengalaman itu menempel terus, gimana caranya kalau aku jadi wali kota mampu membuat orang tua seperti itu. Puncaknya ketika sekolah, dosen aku bilang, 'Ridwan kamu tahu enggak kota di dunia seluruh cuma ramah bagi lelaki dewasa, maka lelaki dewasa mau ke mana pun mampu karena fisik dan kulturnya memungkinkan. Ciri kota baik itu kotanya ramah kepada perempuan, anak, termasuk lansia'," tutur Emil menirukan ucapan dosennya.
Inspirasi itu yg akhirnya mendorong Emil membuat sebuah kebijakan yg bisa melindungi para lansia. Ia pun tidak menampik bahwa perhatian pemerintah terhadap kaum lansia belum maksimal.
"Kalau di Indonesia lansia 'disimpan' di rumah, keluar pas Lebaran saja, setelah itu masuk lagi ke rumah, kan kasihan," ujarnya.
Ia pun berupaya merangsang para lansia buat mau keluar rumah dan berinteraksi. Salah sesuatu caranya adalah memperbanyak ruang terbuka serta memperbaiki jalur pedestrian agar ramah buat lansia.
"Kakeknya istri aku kemarin meninggal di usia 100 tahun. Yang sedih kakek aku itu kadang jalan kaki buat potong rambut di daerah Dipatiukur. Namun, beliau takut ke jalan karena keserempet kendaraan. Curhatan kakek istri aku juga jadi inspirasi. Sudah fisik lemah, mental juga berkurang, jadi marah-marah, emosi, dan menarik diri dari pergaulan," kata Emil.
"Akumulasi dari pemikiran itu aku ingin membahagiakan lansia dengan sistem. Maka, lahirlah unit kerja baru lansia. Apa dan bagaimananya (program) harus dalam pola pikir lansia. Itulah kenapa aku bagi kongres ini," ucapnya.
Ia pun kini tengah merancang sejumlah program bagi lansia, seperti Minggu Lansia, layanan kesehatan jemput bola, program angkutan umum gratis, hingga umrah gratis.
"Inilah yg harus diperjuangkan. Bandung harus layak buat segala kalangan. Saya perbaiki trotoar, mereka mampu berjemur di luar. Ini investasi bagi aku juga, kalau aku lansia aku ingin menikmati sebuah keputusan yg aku untuk lalu sehingga menua di Bandung mah bahagia lahir batin," katanya.
Source : regional.kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar