BIMA, - Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB) Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), menggelar dialog lintas agama, Sabtu (25/2/2017).
Dalam kegiatan yg dilaksanakan di aula kantor FKUB ini, hadir Kasubag Hukum dan KUB Kemenag NTB, Kepala Kemenag Kota Bima dan sejumlah elemen lainya. Sementara peserta melibatkan perwakilan ormas.
Ketua FKUB Kota Bima, Eka Iskandar mengatakan, dialog ini mengambil tema "Merajut Persaudaraan” dalam rangka mewujudkan Kota Bima yg aman dan rukun. Dialog ini bertujuan dalam rangka menjaga kerukunan antarumat.
“Kegiatan ini bagi memperlancar komunikasi antarormas, tokoh agama, budaya dan etnis. Menumbuhkan wawasan, sikap saling menghargai dan mempercayai di antara pemimpin maupun pemuka agama,” kata Eka dalam sambutannya.
Menurut Eka, sebagai forum yg menjadi wadah tempat berkumpulnya para tokoh agama dan elemen masyarakat, FKUB mempunyai kewajiban bagi memelihara dan menjaga kerukunan.
“Untuk memelihara kerukunan, kalian menginventarisir kearifan-kearifan lokal yg mampu mendukung dan mendorong kerukunan umat beragama,” tuturnya.
Melalui dialog tersebut, diharapkan terjalin hubungan yg lebih harmonis antara pemimpin agama dari agama yg berbeda.
“Yang paling penting adalah meningkatkan keterbukaan, saling pengertian, saling mempercayai, serta saling menghargai di antara pemimpin agama,” kata Dia.
Sementara itu, Kepala Kemenag Kota Bima, H Syahril mengatakan, pemerintah daerah maupun Provinsi NTB sudah menyiapkan program khusus buat mencegah potensi konflik suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) di wilayah itu.
“Sejauh ini Bima memang belum ada potensi yg mengarah pada konflik antarumat beragama. Tapi upaya pencegahan utama dikerjakan buat mengatasi munculnya konflik SARA,” kata Syahril.
Menurutnya, hal-hal yg dikerjakan buat mencegah konflik antarumat beragama, di antaranya memberikan pemahaman yg benar tentang kehidupan beragama dan menumbuhkan pemahaman pentingnya menjaga keberagaman keagamaan dalam bingkai NKRI.
Source : regional.kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar