- Seorang psikolog bernama Lynn Johnson mengaku bahwa dia yakin diri kedua cucunya mulai tumbuh sukses seperti kedua orangtua mereka, anak dari Johnson.
Johnson mengatakan, selama ini dia menerapkan pola asuh yg lebih fleksibel sehingga membuat anak-anaknya leluasa buat berkegiatan dan membuat pilihan hidup.
Sejumlah pakar psikolog anak sepakat cara Johnson tersebut dapat membuat anak lebih berani ambil risiko dan memahami setiap keputusan mempunyai efek ke diri sendiri.
Johnson mengaku sempat khawatir berlebihan ketika kali pertama menjadi orangtua. Namun, dia membaca hasil riset pada tahun 1992 yg memamerkan manfaat dari membiasakan rasa optimis pada anak.
Alhasil, dia pun menetapkan bagi tak terlalu merasa khawatir dan cemas pada kehidupan anak-anaknya.
Sebaliknya, dia membebaskan anak secara bertanggungjawab yg dimulai dari hal-hal kecil, seperti memilih kegiatan ekstrakurikuler, buku bacaan, gaya busana, dan waktu belajar.
Lisa Pisha, seorang konsultan hubungan dan pola asuh anak, menjelaskan, anak-anak yg tumbuh dengan kebebasan memilih sesuai usia anak tumbuh dengan kemampuan menyelesaikan masalah, optimis, dan kestabilan emosi.
“Anak yg diberikan kebebasan dalam memilih dan memahami semua risiko dari pilihan itu memiliki rasa yakin diri dan keinginan bagi sukses lebih besar,” ujar Pisha.
“Sejumlah studi dengan isu terkait menunjukkan bahwa rasa takut dan minder pada anak tumbuh karena pengaruh orangtua. Anak harusnya diajarkan bagi mengelola rasa takut dan cemas,” imbuhnya.
Anak yg berkepribadian terus bimbang, penakut, dan minder, kata Pisha, tak memiliki kapasitas buat memimpin dan dapat menularkan karakter serupa pada anak-anak mereka di masa depan.
Tim Elmore, seorang pelopor dan presiden dari Growing Leaders, badan pendidikan yg mengajarkan kepemimpinan sedari dini pada anak, menguraikan sejumlah kekhawatiran orangtua pada anak, yakni:
Hamil di usia sekolah Anak diculik dan dibunuh Gagal dalam pendidikanElmor pun menganjurkan, sebaiknya orangtua berperan sebagai pembimbing anak bukan menjadi “polisi” buat anak-anak.
“Orangtua secara tak sadar tidak jarang mengajarkan anak buat tak banyak berkegiatan di luar rumah dan menceritakan kisah-kisah seram soal kriminalitas. Alhasil, ketika anak berusia remaja mereka bertingkah melampiaskan apa yg ditakutkan orangtua sewaktu mereka kecil,” urai Linda Lucas, seorang asisten profesor di Human Services Department, Florida Beacon College.
Source : female.kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar