WASHINGTON, Ratusan diplomat Amerika Serikat menentang peringatan Gedung Putih.
Mereka menandatangani memo perbedaan pendapat kepada Kementerian Luar Negeri, yg mengkritik kebijakan imigrasi Presiden Donald Trump, Selasa atau Rabu WIB (1/2/2017).
Para diplomat itu "menggugat" kebijakan Trump yg membekukan pemberian visa untuk warga dari tujuh negara berpenduduk mayoritas Muslim.
Baca: Trump Resmi Batasi Laju Imigran dari 7 Negara Ini
Seperti diberitakan AP, langkah ini diyakini menjadi sesuatu pernyataan bersama yg paling populer dan mendapat banyak dukungan terkait perbedaan pendapat dalam sejarah Kementerian Luar Negeri AS.
Pejabat Kemenlu menyebutkan, telegram itu diterima cuma berselang sehari setelah Jurubicara Gedung Putih Sean Spicer meminta pejabat yg tidak setuju dengan kebijakan baru Trump buat mengundurkan diri.
"Mereka harus mematuhi program itu, atau silakan mengundurkan diri," kata Spicer.
Kantor berita Reuters menyebut ada sekitar 900 diplomat yg menyematkan tandatangan dalam memo yg disebarkan melalui telegram sepanjang akhir minggu lalu.
Namun, hingga berita ini ditayangkan, belum diperoleh keterangan terkait jumlah pasti diplomat yg memberi tandatangannya.
Pejabat yg mengungkap keterangan ini mengaku tak berwenang bagi membahas persoalan ini secara terbuka, dan meminta identitasnya tidak diungkap.
Di dalam dokumen itu ditegaskan, perintah eksekutif Trump yg ditandatangani akhir minggu dulu sudah melawan nilai-nilai yg hidup di tengah Bangsa AS.
Perintah itu pun mulai memicu sentimen anti-AS dalam pergaulan internasional.
"Kebijakan yg menutup pintu buat 200 juta pendatang legal di AS, demi sebuah keyakinan bagi mencegah masuknya segelintir orang yg berniat mengancam AS dengan memakai sistem visa yg ada. Hal itu tidak mulai membuat negara ini lebih aman."
Demikian pernyataan para diplomat yg dituangkan dalam rancangan telegram perbedaan pendapat tersebut.
"Pelarangan ini melawan jiwa Bangsa Amerika dan melawan nilai dari konstitusi AS yg menjadi janji kalian ketika dilantik sebagai pejabat federal."
Telegram perbedaan pendapat adalah sebuah mekanisme untuk para diplomat AS bagi mengatakan perbedaan pandangan secara internal terkait kebijakan pemerintah AS.
Mekanisme ini dibuat ketika pecah Perang Vietnam, dan terakhir banyak digunakan oleh diplomat bagi mengkritik Presiden Barack Obama terkait kebijakannya tentang konflik di Suriah.
Dalam masalah tersebut, Menteri Luar Negeri John Kerry bertemu dengan para diplomat yg berbeda pandangan itu bagi berdiskusi tentang keprihatinan mereka.
Hingga hari ini, pemilihan kandidat Menteri Luar Negeri dalam kabinet Trump Rex Tillerson masih menunggu persetujuan dari senat.
Belum diperoleh informasi, apakah Tillerson mulai memberikan tanggapan atas munculnya memo tersebut.
Baca: Pilah Kebijakan Imigrasi Berdasar Agama, Trump Langgar Konstitusi?
Source : internasional.kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar