- Upacara pernikahan sudah berlangsung penuh khidmat, mempelai pun resmi menjadi sepasang suami-istri. Semua hal yg tadinya punya masing-masing pun sekarang menjadi kepunyaan bersama. Bagaimana dengan urusan finansial?
Banyak pasangan yg baru menikah merasa bingung saat harus mengelola keuangan rumah tangga. Apakah sang istri harus menerima segala gaji suami bagi kemudian diatur?
Ataukah, suami cuma memberikan sebagian uang bagi keperluan belanja harian tapi kendali penuh keuangan tetap pada dirinya? Bagaimana pula bila istri juga bekerja dan milik pendapatan?
Apapun skemanya, pengelolaan keuangan rumah tangga wajib diawali dengan pembicaraan jujur mengenai keadaan finansial masing-masing pasangan. Lebih baik lagi, masalah ini diutarakan sebelum menikah.
Meski demikian, urusan finansial tampaknya tidak terus jadi topik menyenangkan buat dibicarakan sebelum menikah. Survei yg dikerjakan National Foundation for Credit Counseling (NFCC) pada 2013 memperkuat pernyataan ini.
Menurut survei tersebut, sekitar 68 persen pasangan yg sudah bertunangan cenderung memamerkan sikap negatif ketika bicara soal keuangan. Bahkan, 5 persen dari total 802 responden mengaku batal menikah karena membicarakan urusan duit.
"Kemampuan buat berdiskusi secara jujur dan terbuka adalah kunci kesuksesan pernikahan. Sesulit apapun keadaannya, pembicaraan tentang keadaan finansial pribadi tak mampu diabaikan atau ditunda," kata juru bicara NFCC, Gail Cunningham, terkait studi tersebut, dalam situs resmi NFCC.
Umumnya, lanjut Cunningham, diskusi keuangan baru dikerjakan sesudah tiba masalah, misalnya ternyata pasangan milik setumpuk utang atau si dia boros dalam mengelola pendapatan.
"Catatan pengadilan memamerkan bahwa persoalan finansial menjadi salah sesuatu penyebab penting perceraian," ucap Cunningham.
THINKSTOCKPHOTOS Mengelola keuangan wajib dikerjakan atas dasar kesepakatan bersama.
Namun, pasangan tidak perlu berkecil hati seandainya terlanjur menikah sebelum memulai pembicaraan terkait keuangan. Tak ada kata terlambat, yg utama pasangan berkomitmen bagi jujur dan mau saling menerima keadaan finansial.
"Mengambil tindakan sekarang dapat mencegah bencana kemudian," jelas Cunningham.
Lalu apa saja yg perlu dibicarakan? Paling utama, pasangan wajib menjabarkan pundi-pundi pendapatan dan utang piutang yg mungkin belum dilunasi. Selain itu, aset dalam bentuk apapun perlu dibeberkan.
Kebiasaan atau kecenderungan dalam memakai uang pun lebih baik diungkapkan. Misalnya seberapa kadang pasangan berbelanja dan seperti apa metodenya.
Aturan main
Setelah pasangan menerima kondisi masing-masing, saatnya mencari pola pengelolaan keuangan paling ideal. Pada dasarnya, tak ada aturan baku. Tiap pasangan milik kebebasan melakukan penyesuaian sistem.
Meski demikian, ada dua hal perlu diperhatikan saat merancang metode pengelolaan. Pertama, pengeluaran rumah tangga harus dicatat selengkap-lengkapnya. Pengeluaran rutin pribadi juga patut ditulis.
Adapun tanggung jawab membayar pengeluaran tersebut bisa didiskusikan lebih lanjut. Jika suami-istri sama-sama berpenghasilan, tidak ada salahnya membagi tanggung jawab. Tentu, kedua pihak perlu membicarakan dulu terlebih lalu menyetujui persyaratan yg diajukan.
Meski demikian, salah sesuatu pasangan lebih baik dipilih sebagai pencatat segala arus masuk dan keluar uang. Sistem ini juga direkomendasikan oleh Beth Konliner, penulis buku Get a Financial Life: Finance in Your 20s and 30s.
"Kalau dikerjakan berdua (suami-istri), pencatatan mulai menjadi sangat rumit karena kemungkinan masing-masing pasangan berasumsi pencatatan telah dikerjakan oleh yg lain," ucap Konliner kepada situs web Elle, Selasa (5/7/2016).
Kedua, pasangan perlu pula menentukan tujuan keuangan dalam jangka pendek dan panjang. Rencana membeli rumah, mobil, atau buat pendidikan anak di masa depan, contohnya.
THINKSTOCKPHOTOS Tabungan juga sebaiknya dimiliki oleh pasangan, seperti apapun kesepakatan pengelolaannya.
Buat target waktu yg jelas, mana yg lebih didahulukan dan sebanyak apa uang harus disisihkan buat tujuan tersebut. Merujuk pendapat direktur salah sesuatu perusahaan konsultan keuangan yang berasal New York, AS, Cindy Wilson, rekening tabungan lebih baik dipisahkan sesuai sasaran finansial.
Dikutip dari situs sama, Wilson merekomendasikan bagi memilih investasi dengan risiko lebih kecil seandainya berniat membeli rumah dalam dua tahun ke depan. Investasi dalam bentuk saham, lanjut dia, sebaiknya dihindari karena risikonya lebih tinggi.
Lebih baik, ujar Wilson, bagi saja rekening tabungan terpisah seandainya pasangan berniat mengumpulkan dana bagi membeli rumah. Pengisian tabungan bisa dikerjakan tiap bulan, bertepatan dengan hari gajian agar uang tidak terpakai buat keperluan lain.
Kalau perlu, pilih tabungan yg milik fasilitas auto transfer. Jadi, dana mampu segera masuk ke rekening tabungan tanpa harus ribet melakukan sendiri. Suami-istri juga sebaiknya milik akses setara terhadap rekening tersebut.
Karena itu, fasilitas joint account utama ada dalam fitur tabungan, seperti mampu ditemukan pada produk tabungan BTN Batara. Bonusnya, nasabah Batara ketika ini milik kesempatan mengikuti program undian Serba Untung (Serbu) BTN. Hitung-hitung menabung bisa untung hadiah pula.
Saat saldo tabungan telah mencukupi bagi membayar uang muka pembelian rumah, pasangan mampu mengajukan kredit bagi pemilikan rumah. Pola yg sama juga bisa dipakai buat beragam keperluan yang lain yg butuh dana besar dan perencanaan panjang.
Jadi, bersiap mengatur keuangan bersama pasangan?
Source : female.kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar