NEW YORK, - Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan mengarahkan serangan siber bagi menolong Donald Trump memenangkan pilpres yg digelar 8 November lalu, demikian kesimpulan laporan intelijen AS.
“Kita mendalami bahwa Putin dan pemerintahannya condong mendukung Trump. Tujuan Rusia adalah buat menjatuhkan kepercayaan warga AS terhadap proses demokrasi, merusak citra Hillary Clinton, mempersulit Hillary bagi memenangkan pilpres dan mengacaukan kepresidenannya seandainya dia menang. Kita sangat percaya dengan laporan ini,” demikian salah sesuatu poin utama laporan sepanjang 25 halaman yg dirilis, Jumat malam (6/1/2017) waktu setempat.
Badan Intelijen Rusia dilaporkan memakai perantara seperti Wikileaks, DCLeaks.com dan Guccifer 2.0 bagi merilis surat elektronik (email) yg diretas dari petinggi Komite Nasional Partai Demokrat (DNC).
Baca juga: Tampil Lagi di Muka Publik, Hillary Kritik Epidemi Berita "Hoax"
Surat-surat elektronik itu kemudian dipakai bagi membuat laporan media yg mempermalukan Hillary hingga memicu mundurnya ketua DNC, Debbie Wasserman Schultz.
Laporan sendiri tak menyebut bahwa aktivitas yg dikerjakan Rusia mempengaruhi segera hasil pilpres yg secara mengejutkan dimenangkan Trump.
Selain itu, laporan juga menyatakan Rusia tak menargetkan buat mengacaukan sistem yg dipakai bagi menghitung suara.
Putin menurut laporan itu mengarahkan intervensi ini sebagai bagian dari balas dendam pribadinya terhadap Hillary yg dinilai sebagai dalang pemicu aksi unjuk rasa terhadap rezimnya di akhir tahun 2011 lalu.
Presiden terpilih Trump dalam pernyataannya setelah menerima laporan itu menyebut bukan cuma Rusia, namun Tiongkok dan negara yang lain juga sudah berupaya meretas sistem di sejumlah lembaga pemerintahan AS.
“Yang pasti tak ada upaya buat mempengaruhi hasil pilpres, seperti menjebol mesin penghitung suara”, lanjut Trump.
Baik Kedubes Rusia di AS maupun Hillary belum memberikan pernyataan atas laporan intelijen ini.
Terkait dengan skandal peretasan ini, Presiden Barack Obama sudah mengusir 35 diplomat AS bagi kembali ke Rusia. Putin mengatakan, takkan membalas tindakan Obama itu.
Kompas TV Trump Ucapkan Selamat Tahun Baru untuk MusuhnyaSource : internasional.kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar