SEOUL, - Klinik-klinik bedah plastik dan dermatologi di Korea Selatan memanfaatkan antusiasme Presiden Park Geun-hye atas perawatan-perawatan "injeksi estetika".
Bahkan antusiasme itu pun terkait dengan ekstrak plasenta manusia, meskipun sangat tak populer.
Sebelumnya, Parlemen Korsel memakzulkan Park pekan lalu. Kini, nasib sang Presiden bergantung kepada keputusan Mahkamah Konstitusi dalam dua bulan mendatang.
Baca: Mayoritas Suara di Parlemen Korsel Sepakat Makzulkan Presiden Park
MK mulai menetapkan apakah dia mulai menjadi pemimpin pertama Korea Selatan yg dipilih secara demokratis dan diberhentikan dari kekuasaan dengan tak hormat. Atau, dia bakal kembali berkuasa?
Perempuan berusia 64 tahun itu kini sudah dicabut kekuatan kepresidenannya sementara. Tingkat popularitasnya pun sudah turun menjadi cuma lima persen, berdasar sebuah survei yg dirilis minggu lalu.
Baca: Survei: Hanya 5 Persen Warga Korsel yg Menginginkan Presiden Park
Namun toh nasib politiknya tak merampas daya tariknya dalam bisnis kecantikan.
Sebuah klinik operasi plastik di pinggiran kota Seoul mengiklankan tentang perawatan terbaru yg diketahui didapatkan Park di klinik kecantikan dan detoksifikasi lain.
"Semakin banyak orang bertanya mengenai perawatan ini setelah adanya laporan-laporan bahwa presiden menggunakannya," demikian bunyi iklan itu.
Iklan yang lain dari sebuah klinik dermatologi menampilkan gambar istana biru kepresidenan.
Prosedur operasi plastik dan kecantikan sangat populer di Korea Selatan.
Perawatan dengan suntikan yg digunakan Park, menurut sejumlah sumber, disebut buat melawan penuaan dan memperputih kulit.
"Semakin banyak orang tiba buat mendapatkan suntikan-suntikan ini sejak Presiden diketahui menggunakannya," ujar seorang konsultan di klinik operasi plastik yang lain yg menjual suntikan-suntikan "VIP".
Suntikan itu masing-masing berharga sekitar 100.000 won atau kira-kira Rp 1,1 juta.
"Anda suka atau tidak, statusnya sebagai presiden membuat banyak orang mengikutinya seperti mereka mengikuti Beyonce," ujar konsultan tersebut.
Source : internasional.kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar