JAKARTA, Smartphone flagship Huawei, P9, terganjal regulasi pemerintah soal tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) buat ponsel 4G LTE yg dipasarkan di Indonesia. Ponsel kelas atas yg pertama kali diperkenalkan pada April dulu ini pun telat masuk Indonesia.
Meski demikian, CEO Huawei Indonesia, Hudson Liu, menegaskan komitmen pihaknya bagi mengikuti aturan main yg berlaku di Indonesia dengan memenuhi ketentuan TKDN. "Kami ingin jadi 'anak baik', makanya kita melakukan upaya buat menghadirkan P9. Kami tak mau menyelundupkan barang, kita mengikuti protokol," ujar Liu saat berbicara dalam acara peluncuran Huawei P9 di Jakarta, Kamis (8/12/2016).Di Indonesia, Huawei mendirikan fasilitas produksi ponsel di kota Surabaya, Jawa Timur, melalui kemitraan dengan PT Panggung Electric sebagai rekanan manufaktur. Pabrik yg memiliki 6 lini produksi itu merakit seluruh model ponsel 4G LTE Huawei yg dipasarkan di Indonesia, termasuk juga seri high-end seperti P9 dan P9 Lite. Pada Mei lalu, Huawei mengumumkan bahwa pabriknya di Surabaya sudah berhasil memproduksi 1 juta ponsel 4G LTE.
Baca: Belum Dirilis, Huawei P10 Dipastikan Diproduksi di Indonesia
Aturan TKDN ponsel 4G diresmikan oleh Kementerian Perindustrian pada awal September lalu. Ada tiga skema yg ditawarkan buat memenuhi kandungan lokal, yakni lewat jalur hardware, software, dan komitmen investasi. Huawei tak mengungkap berapa persisnya tingkat kandungan lokal yg telah terdapat dalam ponsel-ponsel 4G besutannya. Namun, terdapat ketentuan bahwa ponsel 4G yg dipasarkan di Indonesia pada 2016 harus memenuhi TKDN 20 persen. Per 1 Januari 2017 mendatang, persyaratan kandungan lokal itu mulai ditingkatkan menjadi 30 persen. COO Consumer Business Group Huawei Technologies Asia Pacific, Henry Hsu menyampaikan pihaknya masih menimbang-nimbang jalur mana yg bakal ditempuh buat memenuhi persyaratan tersebut.
"Kami mempelajari, misalnya, buat jalur software apa saja yg diperlukan. Setelah itu tentu kalian mulai mengikuti aturan mainnya," kata Hsu. Ingin besar di Indonesia Dengan hadirnya P9 di Indonesia, Huawei berharap ingin mendongkrak posisinya di pasaran smartphone Indonesia. Hsu mencontohkan Malaysia, di mana 30 persen penjualan ponsel disumbang oleh seri P9. Data keluaran firma riset IDC pada September dahulu memamerkan bahwa Huawei masih belum masuk daftar lima besar pabrikan smartphone terbesar di Indonesia. Posisi pertama masih ditempati Samsung, Resmi di Indonesia, Huawei P9 Leica Dijual Rp 7 Juta
"Dua atau tiga tahun dahulu kalian cuma dapat memasarkan 4.000-an unit ponsel di Indonesia. Tahun ini kita telah mampu memasarkan sekitar 150.000 unit," ujar Hsu. Di pasaran smartphone internasional, Huawei memiliki market share global sebesar 11,2 persen pada paruh pertama 2016. Tahun lalu, penguasaan pasarnya sebesar 8,5 persen.
Source : tekno.kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar