SEMARANG, - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memuji pendirian sikap warga Samin atau Sedulur Sikep yg bersedia mendidik anak-anaknya di bangku sekolah. Lantaran sudah ada kemauan itu, pihak sekolah diminta bagi tak menolak putra-putri warga Samin.
“Mereka minta tak ada diskriminasi. Sudah mau sekolah kan hebat, jangan ditolak. Katanya tadi, ada sekolah negeri yg menolak,” kata Ganjar, seusai meeting dengan 20an tokoh Samin di Semarang, Kamis (15/12/2016).
Sebelumnya, warga Sikep yang berasal Kudus, Siswono mengeluhkan layanan adminduk dan pendidikan buat putra-putri warga Samin. Mereka diperlakukan beda dengan warga biasa.
Selain itu, mereka juga minta agar pelayanan akta kelahiran tak lagi dinisbatkan ke ibu kandung, serta soal kolom agama dalam kartu tanda penduduk yg ditulis sebagai kepercayaan.
Ganjar mengatakan, permasalahan soal layanan sudah dibicarakan antara Kesbangponlinmas dengan Kementerian Agama. Pembicaraan itu bahkan sudah sampai di Jakarta.
Oleh karena itu, pihaknya mulai mendukung keberlangsungan warga Samin karena mereka cuma ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dalam sejarahnya juga, warga Samin juga ikut membela tanah air dengan melawan penjajah tanpa membayar pajak.
“Jateng harus mengawal karena adanya (Samin) di Jateng dan Jatim, harus diberikan perlakuan yg sama. Mereka juga sadar konstitusi,” ucapnya.
Hal yg penting, lanjut Ganjar, juga pengetahuan dan kepedulian warga Samin soal tanah air. Warga Samin bertanya apakah sesudah masa Presiden Soekarno Indoensia telah merdeka 100 persen atau belum. Kalau merdeka mereka mulai bayar pajak.
Sebaliknya, seandainya belum merdeka 100 persen mulai ada istilah “londo jawa” yg menarik pajak dengan menjarah semua harta yg dimiliki.
“Itu kan prisip luar biasa. Dulu ada yg nariki pajak, kalau gak bayar kerbau dibawa, sawah dirampas. Mereka berharap tak ada diskriminasi seperti itu lagi,” ujar dia.
Source : regional.kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar