ISTANBUL, - Pemerintah Turki, Jumat (9/11/2016) menghentikan masalah terhadap empat mantan komandan pasukan elite Israel yg memimpin penyerbutan kapal Mavi Marmara pada 2010.
Keempat orang itu diadili secara in absentia terkait kematian 10 aktivis yg mengakibatkan hubungan Turki dan Israel mencapai titik terendahnya.
Juni lalu, Turki dan Israel memulihkan kembali hubungan diplomatik setelah kedua negara sepakat saling memenuhi syarat yg diajukan.
Salah sesuatu syarat yg diajukan Israel adalah penghentian proses pengadilan terhadap keempaat mantan komandan tersebut.
Selain membatalkan perkara ini, Turki juga mencabut surat perintah penangkapan keempat orang itu.
Kabar ini disampaikan kuasa hukum para korban Mavi Marmara, Gulden Sonmez lewat akun Twitternya usai sebuah meeting tertutup di Istanbul.
Mustafa Ozbek, juru bicara organisasi Humanitarian Relief Foundation (IHH) yg mengelola pelayaran Mavi Marmara pada 2010, membenarkan bahwa masalah ini telah ditutup.
Sebenarnya, jaksa Turki mengincar hukuman seumur hidup buat mantan panglima militer Israel Gabi Ashkenazi, mantan panglima AL Eliezer Marom, mantan kepala intelijen Amos Yadlin dan, mantan kepala intelijen AU Avishai Levy.
Keempat orang ini akan diadili Turki secara in absentia empat tahun lalu.
Keputusan ini telah diperkirakan setelah minggu dulu jaksa penuntut di hadapan pengadilan Istanbul menyampaikan perkara terhadap empat jenderal Israel itu dicabut terkait kesepakatan Turki-Israel.
Saat kabar ini disampaikan, kegaduhan melanda ruang sidang karena para pengacara, keluarga, dan kerabat korban menolak apa yg mereka sebut sebagai pengkhianatan keadilan.
Para pengacara dan keluarga korban kemudian meninggalkan ruang sidang sambil mengecam Israel.
Source : internasional.kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar