Dipanah Saat Pulang Doa Bersama, Pelajar di Cirebon Ini Tak Bisa Ikut Ujian Nasional

Posted by rarirureo on 4/01/2017

Dipanah Saat Pulang Doa Bersama, Pelajar di Cirebon Ini Tak Bisa Ikut Ujian Nasional

CIREBON, - Nasib nahas menimpa Gerry, salah sesuatu pelajar SMK Bakti Persada di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Dia terpaksa terbaring di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arjawinangun, setelah panah rakitan kayu dan paku berkarat, menancap tepat di keningnya.

Korban yg yaitu siswa kelas 3 ini terpaksa tak bisa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) Senin lusa.

Putra dari orang tua bernama Surya itu tampak lemah berbaring di kasur salah sesuatu ruang RS Arjawinangun. Perban tebal menempel di keningnya yg menyambung slang kecil berisi darah. Sementara tangan kirinya tersambung dengan selang infus.

Surya, bapak kandung korban, menceritakan, kejadian bermula ketika Gerry pulang sekolah usai mengikuti kegiatan istigasah atau doa bersama menjelang ujian Senin lusa.

Dia turun dari angkutan umum di Desa Tegal Karang, Kecamatan Palimanan, Jumat siang. Tiba-tiba, beberapa pemuda berpakaian seragam sekolah, helm, dan juga slayer di muka mendekati Gerry. Seseorang segera melepaskan panah.

Gerry tidak bisa menghindar dan anak panah yg berbahan kayu dan berujung paku berkarat menancap tepat di bagian kening. Gerry segera terjatuh dan segera dibawa ke rumah sakit oleh warga sekitar.

“Gerry sedang sendiri. Mereka beberapa orang, memanah dari jarak dekat. Ciri-ciri motornya, Mio warna hitam, dan bagian depan tak ada sayapnya,” sebutnya ketika ditemui di ruang rawat.

Menurut dia, Gerry tak memiliki persoalan dengan teman atau orang lain.

Surya mengatakan, akibat peristiwa itu Gerry tak mampu ikut Ujian Nasional yg mulai berlangsung Senin lusa. Pihak sekolah, sebut dia, juga tak bisa ke rumah sakit karena Ujian Berbasis Komputer dengan sistem sesuatu server.

Baca juga: Metode Pelaksanaan Ujian Nasional Dinilai Perlu Disempurnakan

Dokter Ahmad Rifai, salah sesuatu dokter yg menangani pertama mengungkapkan paku menembus bagian luar dan masuk ke bagian otak bagian kanan sekitar sesuatu centimeter.

“Tentu bahaya, otak kan pusat segalanya. Karena pakunya juga karatan, dan ini dapat jadi sumber infeksi,” ungkap Rifai.

Bambang, Wakil Direktur RSUD Arjawinangun, menambahkan dua ketika setelah kejadian korban datang telah datang di UGD. Pihaknya segera mengambil sejumlah tindakan buat menyelamatkan nyawa korban.

“Berdasarkan hasil operasi, ada benda asing menembus talaon tengkorak sampai ke otak. Paku yg berkarat sangat beresiko, yg paling mungkin terkena radang otak atau meningitis di otak kanan, dan menembus selaput otak. Tapi mudah-mudahan tak ada yg terganggu dan serius,” ucapnya.

Baca juga: Ini Kronologi Aksi Klitih di Yogyakarta yg Tewaskan Pelajar SMP

Pihak dokter mulai selalu mengawasi perkembangan otak korban sehingga tak ada yg berakibat fatal dan kembali normal. Dia menjaga agar organ-organ atau fungsi otak yg rusak.

Sementara itu,


Source : regional.kompas.com

Share this

Blog, Updated at: 17.00

0 komentar:

Posting Komentar