Protes Proyek Drainase Lambat, Korban Banjir Bima Galang Sejuta Koin

Posted by rarirureo on 3/31/2017

Protes Proyek Drainase Lambat, Korban Banjir Bima Galang Sejuta Koin

BIMA, - Puluhan korban banjir bandang Bima, menggalang sejuta koin bagi disumbangkan ke pemerintah setempat. Ini dikerjakan sebagai bentuk protes lambatnya pengerjaan drainase.

Salah sesuatu warga Kelurahan Dara, Kecamatan Rasanae Barat, Kota Bima, Herman mengatakan, buat mendapatkan sejuta koin, mereka keliling kampung dengan membawa kardus. Setelah terkumpul, koin tersebut diserahkan ke pemerintah setempat.

“Mungkin dengan cara menggalang koin seperti ini, pemerintah dapat menanggapi aspirasi warga buat mempercepat pengerjaan drainase,” tutur Herman, kepada wartawan seusai menggalang koin, Kamis (30/3/2017).

(Baca juga: 45.447 Jiwa Terdampak Banjir di Kota Bima)

Herman menjelaskan, proyek rekonstruksi pasca-banjir Desember 2016 dahulu ini dimulai dua bulan sebelumnya. Namun hingga Maret 2017 masih ada pengerjaan yg belum rampung.

Dia mencotohkan, saluran drainase di Jalan Kaharudin, lingkungan Dara. Galian di sepanjang selokan itu terhenti sampai di depan pertokoan dengan jarak sekitar 50 meter dari jembatan Padolo I. Karena tak sampai ke bibir sungai, saluran air tersumbat.

“Kalau hujan turun, air harus mengalir kemana lagi. Sementara galian enggak sampai ke aliran sungai. Yang dibongkar dan digali cuma di depan pemukiman warga, sementara depan pertokoan menuju aliran sungai belum diganggu,” keluhnya.

Menurut Herman, molornya proyek ini membuat aktivitas warga terganggu. Terlebih warga pemukiman yg rumahnya berdekatan dengan proyek tersebut.

“Lihat saja saluran itu, mas. Sudah enggak enak dipandang. Tidak cuma di lingkungan Dara, saluran di dua titik seperti di Jalan Gajah Mada dan Gatot Subroto nampak seperti kubangan maut. Airnya telah penuh di saluran, bahkan meluap ke ruas jalan,” tuturnya.

(Baca juga: Banjir Bandang Kembali Melanda Kota Bima)

Untuk itu, ia meminta kejelasan terkait keberlangsungan pengerjaan proyek itu. Ia khawatir, molornya pengerjaan saluran drainase membuat warga waswas terkena banjir.

“Sudah dua bulan proyek ini dikerjakan, tetapi sampai ketika ini belum juga selesai. Kita dengar pemerintah telah enggak milik uang, makanya proyek molor. Itu juga salah sesuatu alasan kami menggalang koin. Bahkan koinnya telah kami serahkan melalui pak Sekda,” tutupnya.


Source : regional.kompas.com

Share this

Blog, Updated at: 02.30

0 komentar:

Posting Komentar