MANCHESTER, Seorang perempuan korban pemerkosaan mendukung hakim yg menyampaikan bahwa perempuan yg mabuk menempatkan diri mereka dalam bahaya.
Megan Clark (19), diperkosa oleh seorang pria yg ditemuinya di Burger King saat dia mabuk setelah sebuah acara pada sesuatu malam di Manchester, Inggris, Juli 2016.
Persidangan memicu kontroversi karena hakim menyampaikan bahwa perilaku mabuk sejumlah perempuan membuat mereka berada dalam risiko.
Clark menyampaikan kepada BBC, seperti dilaporkan pada Selasa (28/3/2017), hakim menegaskan komentarnya dimaksudkan agar perempuan berhati-hati, dan ditujukan sebagai “nasihat yg baik”.
Remaja yg tak memakai hak menutup identitasnya itu mengaku dia menanggapi pernyataan hakim dengan cara yg positif, berpendapat hakim tak sedang melakukan tindakan menyalahkan korban.
"Dia benar tentang apa yg dikatakannya," kata Megan Clark, dalam wawancara pertamanya.
Vodka dan bir
Pelaku perkosaan terhadap Clark, Ricardo Rodrigues Fortes Gomes (19), sudah dihukum enam tahun penjara setelah dinyatakan bersalah dalam sidang di pengadilan Manchester.
Di persidangan terungkap bahwa ia tidak peduli pada jeritan Clark dan seorang saksi yg memfilmkan perkosaan dengan ponsel yg kemudian menelepon polisi.
Sebelum serangan seksual itu, Megan Clark, minum bir dan vodka serta mengkonsumsi narkoba.
Di akhir sidang, Hakim Lindsey Kushner menyampaikan bahwa sebagai hakim perempuan, ia merasa harus menganjurkan kepada kaum perempuan buat melindungi diri dari predator pemerkosa yg “terpancing” oleh perempuan mabuk.
Hakim Kushner menyampaikan perempuan berhak buat “minum dan bermabukan”, tapi perilaku itu juga menempatkan mereka dalam bahaya.
Berbagai pegiat mengecam pernyataan itu dengan menyebutnya sebagai komentar yg “mengerikan”, dan “menyesatkan”.
Menyalahkan diri sendiri'
Clark menyampaikan dalam wawancara itu bahwa dia awalnya menyalahkan dirinya sendiri.
"Saya (sekarang) tahu itu bukan salah aku dan perkosaan tak pernah yaitu kesalahan korban, terlepas dari apa yg aku lakukan.
"Tapi aku waktu itu merasa menempatkan diri dalam situasi itu. Saya perlu lebih berhati-hati."
Dia menambahkan, "Saya pikir hakim hanya memakai masalah aku dalam sidang terakhir itu buat mengungkapkan kepeduliannya."
Clark menyampaikan dia merasa 'dihakimi' saat menyampaikan kepada orang-orang bahwa dia sudah diperkosa dan merasa banyak orang yg justru menyalahkan dirinya dalam pemerkosaan itu.
"Pasti masih ada stigma. Menyalahkan korban. Saya memberitahu orang-orang apa yg terjadi dan aku merasa dihakimi setelahnya."
Dikatakannya, dia jadi dapat melihat mengapa orang tak melaporkan perkosaan dan tak ingin menuntut keadilan.
"Orang-orang menyalahkan perilaku saya. Itulah sebabnya orang tak mau berbicara tentang (pemerkosaan) yg dideritanya."
Mengecewakan
Megan Clark juga menyampaikan andaikan tak ada saksi yg merekam pemerkosaan itu, maka ia tidak mulai melapor ke polisi.
Dan rekaman itu harus ditontonnya sebelum tanya jawab di persidangan.
"Cukup mengerikan bagi menontonnya. Dan itu berbeda dengan bagaimana aku mengingatnya. Sangat berat menontonnya."
Clark menyarankan agar korban-korban lainnya melaporkan pemerkosaan.
"Pesan aku jangan berkecil hati oleh sistem yg mengecewakan kita, atau orang-orang yg menghakimi. Itu mulai terus terjadi," katanya.
"Kita seluruh tahu (perkosaan) bukan kesalahan kalian (korban). Jadi aku mendorong para korban buat melaporkan kasusnya."
Source : internasional.kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar