Ganjar: Banyak Pedagang Masih Terjerat "Bank Titil"

Posted by rarirureo on 3/12/2017

Ganjar: Banyak Pedagang Masih Terjerat "Bank Titil"

MAGELANG, - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebutkan, masih banyak pedagang pasar tradisional di Jawa Tengah yg meminjam uang dari rentenir bagi tidak mengurangi modal usaha mereka.

Hal itu menyebabkan usaha mereka tak berkembang karena rentenir mematok bunga yg sangat tinggi.

"Ternyata masih banyak yg terjerat bank Titil (rentenir) sehingga usahanya tak berkembang dan itu ditemukan hampir di semua pasar," ujar Ganjar usai menghadiri acara peluncuran Kredit Mitra Jateng (KMJ) 25 Bank Jateng di Alun-alun Kota Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (11/3/2017) malam.

Ganjar pun mengimbau pedagang bagi beralih meminjam uang modal di lembaga-lembaga perbankan yg terpercaya.

Bank Jateng, lanjut Ganjar, adalah salah sesuatu lembaga perbankan punya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yg memiliki program Kredit Mini khusus buat pedagang pasar, pedagang kaki lima, petani dan pengusaha kecil lainnya.

Dia menjelaskan, Kredit Mini memberikan pelayanan pembiayaan dengan syarat mudah, cepat, agunan ringan dan yg pasti bunga rendah cuma 3 persen setahun. Pedagang pun boleh meminjam uang tanpa batas minimal hingga maksimal Rp 1 juta.

"(Pedagang) dapat pinjam ya Rp 1 jutaan lah, dicicil setahun, angsurannya cuma sekitar Rp 86.000 per bulan. Artinya masyarakat mampu milik akses modal yg gampang, mudah-mudahan mampu mendorong kemandirian usaha mereka," papar Ganjar.

Jika meminjam di rentenir, dengan jumlah pinjaman yg sama, pedagang mulai membayar angsuran Rp 100.000 per bulan selama setahun.

"Ini tentu mulai memberatkan. Makanya usaha mereka tak berkembang," ungkapnya.

Untuk melayani pedagang, menurut Ganjar, petugas mulai 'jemput bola' dengan mendatangi mereka di pasar-pasar. Pihaknya mulai bekerja sama dengan Dinas Pasar di setiap Kabupaten/Kota agar mendapatkan data yg lengkap, akurat dan cepat.

"Sehingga saat kalian bersaing dengan bank titil maka kalian mampu mengimbangi. Ini yg harus dirubah dari yg menunggu jadi pro aktif. Kita tunjukan memang ini lebih gampang dan cepat," ungkapnya.

Supriyatno, Direktur Utama Bank Jateng, menambahkan syarat penting pembiayaan melalui program Kredit Mini adalah pedagang harus memiliki usaha di pasar-pasar tradisional dan telah terdata di Dinas Pasar setempat.

"Syaratnya tak harus milik lapak, kios, atau apa, yg utama mereka ada usaha di pasar dan diketahui oleh Dinas Pasar. Kalau seluruh syarat lengkap uang langsur cair," ungkap Supriyatno.

Dia mengatakan, Kredit Mini yaitu bagian dari skema permodalan KMJ25 Bank yg diluncurkan sejak April 2016 lalu. Selain Kredit Mini, KMJ25 juga menyasar potensi pembiayaan kepada UMKM di Jawa Tengah yag mencapai 3,7 juta unit.

"Kami mendukung upaya mengentasan kemiskinan, pengurangan pengangguran dengan program ini. Suku bunga kita cuma 7 persen per tahun," katanya.

Pihaknya memproyeksikan penyaluran kredit kepada pelaku UMKM tahun 2017 ini sebesar Rp 10,573 miliar. Sementara buat penyaluran kredit di sektor mikro diproyeksikan mencapai Rp 1,082 miliar.


Source : regional.kompas.com

Share this

Blog, Updated at: 11.30

0 komentar:

Posting Komentar