Eks Dolly, dari Lokasi Prostitusi ke Kampung Batik

Posted by rarirureo on 3/28/2017

Eks Dolly, dari Lokasi Prostitusi ke Kampung Batik

Surabaya, - Pada awal berdirinya, sentra pelatihan batik di Kelurahan Putat Jaya, Surabaya, dikhususkan bagi pembelajaran untuk warga sekitar.

Setahun pasca-berdirinya, "Rumah Batik" ini sukses menarik warga di luar Putat Jaya mau belajar batik di tempat eks lokalisasi yg populer disebut Dolly tersebut.

Ketertarikan para warga yang lain daerah belajar membatik setelah mengetahui prestasi "Rumah Batik" yg mendapat penghargaan dalam event kejuaraan membatik tingkat provinsi Jatim, tahun lalu.

"Rumah Batik" Putat Jaya memiliki motif batik yg khas yakni motif daun dan buah jarak.

"Kini yg tiba ke sini, ada dari Kelurahan Benowo, Dupak, hingga Rungkut," ujar Mulyadi Gunawan, salah seorang pembimbing batik di tempat ini, kepada Surya, Jumat (24/3/2017).

Keinginan pemerintah kota Surabaya menjadikan "Rumah Batik" berkembang dan terkenal tidak lepas dari ambisi yg kuat bagi mengubah citra negatif kawasan yg dulunya dikenal dengan nama Gang Dolly, salah sesuatu hot spot bisnis prostitusi terbesar di Asia Tenggara.

"Memang 'Rumah Batik' di gang 8B Putat Jaya ini hadir sebagai dampak dari penutupan Dolly," kata pria ayang krab dipanggil Pengki ini.

(Baca juga: Batik Kupu-kupu Malam Buatan Warga Eks Dolly)

Kini, setiap harinya Gang 8B tidak pernah sepi dikunjungi ibu-ibu, pelajar, bahkan wisatawan lokal atau mancanegara. Ada banyak aktivitas yg mampu dilakukan di "Rumah Batik", seperti latihan membuat batik, diskusi, melihat produksi aneka batik serta berjual beli.

"Tempat ini bukan koperasi. Sehingga, tidak ada anggota tetapnya. Tiap hari, yg tiba ke sini silih berganti," ujar Pengki di sela kesibukannya menolong para peserta pelatihan membatik. "Siapa saja mampu berlatih di sini tanpa memandang latar belakang. Semua silakan bergabung," imbuhnya.

Dongkrak UKM

Keberadaan pelatihan membatik di tempat ini sedikit banyak dapat mendongkrak pemasaran UKM Batik yg juga ada di tempat ini. Untuk diketahui, di Kelurahan Putat jaya ada tiga kelompok UKM yg memproduksi batik, yakni Canting Surya di gang 6B, Alpujabar (gang 9), dan Jarak Arum (gang 2).

"Putat Jaya sebenarnya memiliki dua sentra Batik di dua gang. Dengan adanya rumah Batik ini, nama dua UKM ini juga semakin naik," kata Pingki.

"Rumah Batik" tidak cuma didatangi para pemula, tetapi juga kalangan profesional di bidang garmen. Surya sempat bertemu dengan Trikusumawati, pemilik UKM dari Dupak, yg asyik berlatih membatik.

"Saya ingin tidak mengurangi ide motif batik. Dengan belajar bersama ibu-ibu di sini, juga semakin memperluas jaringan," kata Trikusumawati.

Digilai turis asing

Lebih dari 20 warga negara asing yang berasal Brunei Darussalam mengunjungi "Rumah Batik" di kawasan Putat Jaya, Jumat siang. Mereka didampingi petugas pemerintah kota Surabaya.

Kunjungan wisatawan mancanegara ke lokasi eks lokalisasi prostitusi Dolly itu telah berlangsung berkali-kali. Bulan lalu, ada kunjungan dari Korea Selatan dan Malaysia.

"Ada delegasi asing yg sedang studi banding di Surabaya, atau mahasiswa luar negeri yg sedang belajar di Surabaya," kata Pengki.

Dalam tiap kunjungan, para wisatawan asing dapat berlatih membatik, akan dari membuat pola hingga pewarnaan.

"Tapi yg paling senang kalau orang bule yg tiba ke sini dahulu memborong produk batik buatan warga. Jadi, sekalian mampu jadi tempat pemasaran," lanjutnya.

Namun, sebagian yg yang lain tiba ke Putat Jaya bagi melihat dari dekat perubahan sosial yg terjadi pasca ditutupnya lokalisasi Dolly. Wajar, dan Wisatawan Mancanegara Suka Borong Batik Dolly


Source : regional.kompas.com

Share this

Blog, Updated at: 19.30

0 komentar:

Posting Komentar