- Baru beberapa bulan menangani Persijap Jepara yg bakal berlaga di kompetisi Liga 2, Liestiadi memilih mengundurkan diri sebagai pelatih kepala. Dia mundur karena ada dua poin yg dianggapnya tak sesuai dengan kesepakatan awal.
Ia mengaku telah berpamitan secara baik-baik dengan pihak manajemen Persijap, meskipun harus mengakhiri jabatannya lebih cepat dari rencana semula.
“Saya telah ngomong baik-baik dengan manajemen, dan manajemen telah memahaminya. Kami berpisah secara baik-baik, demi kebaikan bersama,” ucap Liestiadi ketika dihubungi, Sabtu (25/3/2017).
“Untuk poin-poin itu, mohon maaf tak dapat aku ungkap kepada publik. Biar itu menjadi rahasia aku dan manajemen. Pada dasarnya, aku juga tak ingin karier aku hancur gara-gara mewujudkan impian tak realistis, tanpa melihat kenyataan yg ada,” tutur dia.
Banyak pihak yg menganggap, mundurnya Liestiadi dari kursi pelatih kepala Persijap dikarenakan takut dengan tantangan yg diberikan oleh manajemen, yakni meloloskan tim tersebut ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
“Saya justru senang dengan tantangan. Namun, aku juga harus berpikir realistis dengan tantangan itu, apakah sesuai dengan apa yg syaratkan. Kalau tuntutan tinggi namun tak dibarengi dengan fasilitas bagi itu, kenapa harus diteruskan?" ujar Liestiadi retoris.
"Saya telah ngomong kepada manajemen. Mereka pun mohon maaf bahwa tak mampu memenuhinya. Makanya, kalian berpisah,” kata dia.
Untuk sementara, sambil menunggu kedatangan pelatih baru, tampuk kepemimpinan skuad Persijap dijabat oleh Direktur Teknik Carlos Raul Sciucatti bersama dengan asisten pelatih M. Yusuf.
Saat ini, Liestiadi mengaku berada di kampung halamannya, Medan, sambil menunggu tawaran dari klub lain.
Pengalaman pahit sewaktu menangani Persegres Gresik United di musim 2016 yg diberhentikan di tengah turnamen, membuat pelatih kelahiran 14 Oktober 1968 ini banyak belajar dalam menjaga reputasi kariernya.
Source : bola.kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar