MALANG, - Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti mengatakan, pihaknya mulai berupaya buat mengembalikan jumlah rumah tangga nelayan di Indonesia yg sempat mengalami penurunan secara drastis.
Ia menyebutkan, jumlah rumah tangga nelayan pada tahun 2003 sebanyak 1,6 juta. Jumlah itu selalu menurun hingga pada tahun 2013 cuma tersisa 800.000 rumah tangga nelayan.
Artinya, dalam kurun waktu 10 tahun, jumlah rumah tangga nelayan Indonesia susut sebanyak 44,9 persen.
Susutnya jumlah rumah tangga nelayan, dikatakan Susi, karena kehidupan sebagai nelayan telah tak menjanjikan bagi keberlangsungan hidup. Sebab, ikan-ikan di laut Indonesia akan habis.
"Karena hidup sebagai nelayan tak lagi mencukupi bagi menopang hidup. Ikannya makin tak ada," katanya ketika menghadiri wisuda periode 1 2017 Universitas Muhammadiyah Malang, Sabtu (25/2/2017).
Habisnya ikan-ikan di laut, menurut dia, disebabkan oleh banyaknya pencurian oleh kapal-kapal asing. Hal itu diperparah oleh kebijakan yg dikeluarkan oleh pemerintah pada tahun 2004 yg mengizinkan kapal penangkap ikan asing bagi berlayar di laut Indonesia.
"Pemerintah sudah membuat kesalahan besar pada tahun 2004 dengan mengizinkan konsesi penangkapan ikan terhadap kapal asing, dengan cuma mengharuskan mendapat izin dan memasang bendera Indonesia," ujarnya.
Tanpa kontrol yg kuat, kebijakan itu, menurut Susi, cuma mulai membuat kapal asing mengeruk habis ikan-ikan di laut Indonesia. Bahkan, selama adanya aturan soal konsesi itu, 115 eksportir Indonesia harus menutup pabriknya. Sebab, ikan-ikan yg sudah ditangkap segera dibawa keluar oleh kapal-kapal asing.
"Kebijakan itu tanpa sebuah kontrol dan goverment, melaut setiap hari. Mengeruk hasil dari Indonesia," ujarnya.
Oleh karenanya, melalui kebijakan-kebijakan yg telah dibuatnya, ia ingin mengembalikan jumlah rumah tangga nelayan Indonesia ke angka 1,6 juta.
"Sekarang (jumlah rumah tangga nelayan) mudah-mudahan telah naik dari 800.000. (Saya ingin) kembali 1.600.000," katanya.
Untuk mengembalikan jumlah itu, satu-satunya cara, menurut dia, cuma dengan mengembalikan populasi ikan di laut. Sebab, segala bantuan kepada nelayan mulai percuma seandainya ikan di laut tak ada.
"Karena kalau kami mau memberdayakan nelayan, kasih perahu, kasih alat tangkap. Kalau ikannya tak ada, mau apa. Mau untuk apa. Tidak mulai ada artinya pemberdayaan. Yang pertama, ya harus kami jaga bahwa ikan yg ada dulu. Kemudian, kalian revitalisasi program-program kenelayanan," katanya.
Source : regional.kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar