SYDNEY, Para pejabat Indonesia akhirnya diberi akses bagi menemui Siti Aisyah, perempuan dengan paspor Indonesia yg diduga terlibat 'pembunuhan' Kim Jong Nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un.
Kepastian akses kekonsuleran untuk Siti Aisyah ini disampikan secara segera oleh Menteri Luar Negeri Malaysia kepada Menlu RI , Retno Marsudi, melalui sambungan telepon pada Jumat (24/2/2017) malam waktu Sydney, Australia.
Sejak nama Siti Aisyah dikaitkan dengan tewasnya Kim Jong Nam, Menlu RI selalu melakukan komunikasi dengan pihak-pihak terkait di Malaysia, bagi memintakan akses kekonsuleran tersebut.
Menurut rencana, akses mulai diberikan pada hari Sabtu (25/2/2017) akan pukul 10.00 hingga 15.00 waktu setempat.
Pernyataan yg dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Indonesia di Jakarta, Jumat (24/2/2017), menyebutkan KBRI di Kuala Lumpur mulai memakai akses kekonsuleran tersebut semaksimal mungkin.
Direncanakan, Tim Perlindungan WNI KBRI bersama pengacara mulai berkunjungan ke Kepolisian Cyberjaya pada waktu yg sudah disepakati.
Akses kekonsuleran tersebut mulai dimanfaatkan buat melakukan verifikasi secara fisik status kewarganegaraan Siti Aisyah, memastikan kondisinya dan mendapatkan keterangan awal buat pendampingan hukum lebih lanjut.
Pertemuan Sabtu ini mulai menjadi yg pertama sejak tewasnya Kim Jong Nam. Selama ini pihak Malaysia tak membuka akses dengan alasan bagi menjaga independensi penyelidikan polisi.
Siti Aisyah - bersama seorang perempuan Vietnam - diduga menyemprot atau mengusap wajah Kim Jong Nam dengan bahan kimia berbahaya, yg belakangan diketahui sebagai salah sesuatu zat saraf paling mematikan VX, yg oleh PBB digolongkan sebagai senjata pemusnah massal.
Sejak ditangkap, masa penahanan Siti Aisyah telah diperpanjang sesuatu kali.
Beberapa laporan media menyebutkan bahwa Siti Aisyah “mengaku dirinya diminta buat berpartisipasi dalam acara reality show” dengan bayaran uang.
Source : internasional.kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar