SURABAYA, - Sekolah musik yg dikelola dua murid komponis legendaris, Slamet Abdul Sjukur, menggelar konser musik klasik dan komposisi perdana di Surabaya, Sabtu (25/2/2017) malam.
Spirit Slamet Abdul Sjukur dipertahankan tetap ada di segala produk musik yg disajikan dalam konser bertajuk "Original Soundtrack" itu, dari musik instrumental hingga komposisi.
Banyak penonton di Brawijaya Ballroom Hotel Novotel Surabaya bertanya-tanya ketika sejumlah murid sekolah musik Da Capo duduk di atas panggung.
Ada yg cuma bersiul, menggerakkan dua alat dapur di dalam bak, berteriak, serta mengumpat. Juga ada pemain piano yg cuma membuka tutup piano dulu diam. Hingga banyak penonton beranggapan bahwa pemain piano cilik tersebut "ngambek".
"Itulah komposisi. Musik tak harus dari instrumen yg keluar dari alat musik," kata Jeanne Christine Pramoedya, salah sesuatu pelopor Da Capo.
Melalui konser tersebut, bersama Nadia Irnatari, rekannya, dia ingin meneruskan pesan almarhum gurunya, Slamet Abdul Sjukur, agar terus selalu memperkenalkan musik kepada masyarakat, terutama musik komposisi.
Karena itulah, sekolah musik yg dikelolanya juga banyak menerima murid usia anak. Karena dalam musik klasik dan komposisi, anak mulai banyak belajar soal disiplin, analisa, keteraturan dan ketelitian.
Selain komponis musik klasik, Slamet Abdul Sjukur disebut sebagai pioner musik kontemporer Indonesia. Karya-karyanya banyak dinikmati di luar negeri, khususnya Eropa.
Karya-karyanya yg terkenal adalah "Ketut Candu", "String Quartet I", "Silence", "Point Core", "Parentheses I-II-III-IV-V-VI", "Jakarta 450 Tahun", dan "Daun Pulus".
Slamet juga sudah memenangkan sejumlah penghargaan, baik dari luar maupun dalam negeri karena dedikasinya di dunia musik.
Pada 2002, Slamet diangkat menjadi anggota Akademi Jakarta seumur hidup. Slamet menghembuskan nafas terakhirnya di Surabaya pada Maret 2015 lalu.
Source : regional.kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar