VATICAN CITY, Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Sedunia, Paus Fransiskus, Rabu (4/1/2017), mengimbau agar tahanan di semua dunia diperlakukan secara manusiawi.
Seruan Paus tersebut disampaikan setelah terjadinya kerusuhan yg paling paling mematikan di sebuah penjara Brasil selama beberapa dasawarsa, yg menewaskan hampir 60 tahanan akibat persaingan antargeng narkoba.
Kantor berita Reuters melaporkan, kekerasan mematikan itu terjadi pada Senin (2/1/2017) dini hari di penjara kota Manaus, kota di kawasan hutan Amazon, Brasil.
Sebagian tahanan dibunuh dengan cara dipenggal dan tubuh mereka dilemparkan ke dinding penjara, yg menampung lebih dari tiga kali kapasitasnya.
Sedangkan Al Jazeera mengabarkan, para korban dibantai dan dibakar dalam bentrokan antargeng narkoba di kompleks penjara di Negara Bagian Amazonas itu.
Menurut beberapa media tadi, kerusuhan kali ini adalah yg paling mematikan dalam lebih dari beberapa dekade di penjara-penjara Brasil yg biasanya disesaki para napi geng narkoba.
Kerusuhan pada Senin malam itu berlangsung selama 17 jam. Penjara Anisio Jobim di Manaus ini menampung 2.230 napi, sedangkan kapasitas cuma buat 590 orang.
“Saya mengungkapkan rasa sakit dan kekhawatiran atas apa yg terjadi," kata Paus Fransiskus pada ketika perayaan misa mingguannya di hadapan ribuan umat di Basilika Santo Petrus, Vatikan.
"Saya berdoa buat mereka yg sudah meninggal dan keluarga mereka dan buat seluruh tahanan di penjara itu dan orang-orang yg bekerja di sana,” katanya.
“Penjara harus menjadi tempat pendidikan ulang dan re-integrasi ke masyarakat dan keadaan tahanan harus layak bagi manusia," Paus menambahkan.
Paus kelahiran Argentina itu tidak jarang mengunjungi penjara dalam perjalanan luar negerinya dan baru-baru ini mengadakan misa buat sekitar 1.000 napi yg diizinkan keluar secara singkat dari penjara bagi menghadiri misa di Basilika, Santo Petrus.
Kerusuhan pada Senin malam itu yaitu akibat dari persaingan antara kelompok geng Primeiro Comando da Capital (PCC) dan Familia de Norte.
PCC adalah kelompok pengedar narkoba yg berpusat di Sao Paulo dan sudah melebarkan sayapnya ke negara-negara bagian lainnya.
Menurut pernyataan lembaga keamanan masyarakat, 56 orang yg tewas itu sepertinya adalah para anggota PCC.
Sebanyak 184 narapidana dipastikan kabur dari penjara. Sekitar 40 lainnya berhasil ditangkap kembali dalam suatu operasi, menurut sekretariat pemasyarakatan umum Negara Bagian Amazonas.
Di luar itu, 12 sipir penjara disandera namun kemudian seluruhnya dibebaskan tanpa terluka, menurut Epitacio Almeida, perwakilan Komisi Hak-hak Asasi Manusia Brasil.
Source : internasional.kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar