JAKARTA, - Sebagaimana kami ketahui, pemerintah menghentikan sementara kerja sama militer antara TNI dan Angkatan Bersenjata Australia (ADF).
Keputusan ini menyusul temuan materi yg dinilai menjelek-jelekkan TNI dan menghina dasar negara Indonesia, Pancasila, di lembaga pendidikan ADF.
Sikap pemerintah jelas dan tegas bahwa hal semacam itu tak mampu diterima dan langkah penghentian sementara kerja sama militer, menurut Presiden Joko Widodo, yaitu hal prinsip.
Namun, Menteri Pertahanan Australia Marise Payne sudah mengatakan penyesalan atas terjadinya persoalan ini dan mulai mengutus Panglima Angkatan Darat Australia Angus Campbell menemui Panglima TNI dan KSAD buat mengatakan permintaan maaf.
Bahwa Australia telah meminta maaf, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyatakan, kalian bangsa besar yg tentu dapat memaafkan adanya insiden yg disebabkan (oleh) oknum perseorangan di Australia.
Kita hargai sikap kedua belah pihak, Australia yg bergegas meminta maaf dan sikap pemerintah yg mampu menerima permintaan maaf Australia. Yang utama pesan protes telah kalian sampaikan dan mendapat respons.
Baik Indonesia maupun Australia yaitu bangsa yg di sesuatu sisi memiliki kehormatan diri, sebaliknya pada sisi yang lain juga dewasa dalam menjunjung kepentingan strategis.
Kedua negara sama-sama realistis menyadari bahwa mereka adalah negara tetangga dekat.
Keduanya milik kesepakatan yg dikemas dalam Pakta Lombok 2006 dan diwujudkan dalam rencana aksi 2012.
Alangkah baiknya seandainya hubungan yg ada diisi berbagai kerja sama erat, baik dalam bidang pertahanan, penegakan hukum, kontra terorisme, maupun maritim.
Terus hidupnya rencana Presiden Joko Widodo melawat ke Australia mulai bagus buat menguatkan lagi hubungan kedua negara, yg selama ini ditandai dengan kerja sama di berbagai bidang.
Kita juga mendorong hubungan kedua negara tak cuma ditopang oleh saling kunjung antarpejabat, tapi juga saling kunjung antarmasyarakat, kalangan media, akademisi, dan kalangan lain.
Wajar seandainya antara tetangga dekat sekali waktu timbul masalah, seperti Australia-Indonesia. Namun, persoalan itu harus diselesaikan agar hubungan kedua tetangga stabil dan mampu diisi secara konstruktif.
Hal ini utama mengingat dewasa ini banyak perkembangan baru di lingkungan strategis yg memerlukan kerja sama erat kedua negara.
Kita garis bawahi keinginan Presiden Indonesia agar ketegangan yg muncul mampu langsung diselesaikan dan kedua negara mampu memetik pelajaran dari masalah ini.
Source : internasional.kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar