Bandung, - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi meminta pegawai, siswa, dan warganya di Purwakarta bagi tak bertengkar ataupun mengatakan kalimat caci maki di media sosial.
Ia pun meminta agar warga lebih hati-hati dalam menyebarkan berita. Pasalnya, ketika ini banyak pengguna medsos yang berasal share atau sebar berita tanpa menyaringnya terlebih dahulu. Padahal mereka tak tahu isi berita tersebut hoax atau bukan. Karena berita hoax kadang menimbulkan konflik bahkan berpotensi meresahkan masyarakat.
“Kalau bertengkar jangan di sosmed, caci maki orang jangan di sosmed. Hindari juga hoax. (Hoax) itu penyakit, itu bakteri,” ujarnya ketika dihubungi, Sabtu (7/1/2017).
Dedi mengatakan, penggunaan medsos di daerahnya cukup tinggi. Sedikitnya, 11.000 pegawainya memakai medsos. Belum ditambah siswa, guru, pegawai swasta, dan warga lainnya, jumlahnya dapat lebih banyak.
Untuk menghindari penyebaran kabar hoax, Dedi bersama ribuan pegawai dan guru di Purwakarta mendeklarasikan "Hidup Sehat Tanpa Hoax".
Kegiatan ini tak sekadar deklarasi atau seremonial. Namun ada dua langkah yg mulai dilakukannya. Di antaranya, melalui Dinas Infokom, pihaknya mulai melakukan sosialisasi kepada sekolah apa itu berita hoax, apa bahayanya menyebarkan berita atau postingan hoax, dan tak ada yang berasal share berita yg dibaca.
“Apalagi berita yg enggak dibaca isinya. Baca judulnya doang, heboh, segera share,” terangnya.
Dalam sosialisasi itu mulai dijelaskan pula situs-situs yg dapat dipercaya dan situs yg belum tentu kebenarannya.
Ia berharap dengan cara tersebut, masyarakat mampu memanfaatkan medsos dengan lebih positif.
Untuk menghindari berita hoax, pihaknya mulai membuat lebih banyak situs resmi. Dirinya pun meminta Kementerian Agama dan dua institusi di Purwakarta melakukan hal yg sama.
“Mari memakai medsos dengan lebih bijak,” ajaknya.
Source : regional.kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar