NUNUKAN, - Terhentinya penerbangan pesawat perintis dari Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, ke wilayah perbatasan Kecamatan Krayan membuat dua warga terpaksa memilih jalur lain.
Salah sesuatu jalur penerbangan alternatif warga adalah melalui Bandara Tarakan. Namun, keterbatasan penerbangan dari Tarakan menuju Krayan membuat membuat ketersediaan kursi sudah penuh hingga akhir 2016.
"Tarakan pun sekarang juga penuh," ujar salah sesuatu warga Krayan, Herbeli, Selasa (13/12/2016).
Herbeli mengaku telah sesuatu pekan mencari tiket penerbangan ke Krayan bagi merayakan Natal dan tahun baru di tempat kelahirannya.
Namun, hingga Selasa sore kemarin, tak ada kepastian kapan maskapai Air Born mulai menerbangkan pesawat perintis yg selama setahun terakhir melayani warga perbatasan.
Tidak adanya penerbangan ke Krayan membuat sejumlah warga perbatasan terpaksa menempuh jalur darat melalui Malaysia dengan konsekuensi biaya lebih besar dan waktu perjalanan lebih lama.
"Itu beberapa hari sampai di Krayan. Rutenya panjang sekali dari Nunukan ke Tawau, Malaysia, baru ke Keke, Sepitang, Lawas, Bakalalan baru sampai ke Krayan. Ongkosnya 300 sampai 400 ringgit," kata Herbeli.
Dalam sepekan terakhir, penerbangan pesawat perintis ke wilayah perbatasan Krayan dari Kabupaten Nunukan terhenti.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Nunukan Petrus Kanisius mengatakan, maskapai penerbangan Air Born yg melayani perbangan ke wilayah perbatasan ketika ini masih menunggu perpanjangan izin terbang dari Kementerian Perhubungan.
"Sudah selesai maintenance, hanya masih ada dua yg dimintakan oleh direktur investigasinya lagi. Sudah dilengkapi dan sekarang minta persetujuan bahwa itu telah layak buat terbang," kata Petrus.
(Baca juga Izin Terbang Habis, Penerbangan ke Wilayah Perbatasan Kembali Terkendala)
Source : regional.kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar