MOGADISHU, Sebuah bom meledak di Mogadishu, ibu kota Somalia, Kamis (15/12/2016), sehingga lima tentara tewas dan puluhan orang lagi luka-luka.
Ledakan tersebut terjadi dua jam setelah sebuah bom mobil meledakkan di pos pemeriksaan, sebagaimana dilaporkan oleh Reuters.
Pihak milisi Al Shabab, sayap Al Qaeda di Tanduk Afrika, mengaku bahwa kelompok mereka sudah melakukan serangan tersebut dengan menyasar tentara.
Seorang wakil Al Shabab tak memberikan tanggapan yg lebih detail tentang serangan bom yg menewaskan lima tentara Somalia itu. "Kami menarget tentara pemerintah," kata juru bicara, Sheikh Abdiasis Abu Musab.
Pihak Al Shabaab selalu meneror buat mengganggu jalannya pemilu parlemen, sebagai bagian dari usaha negara itu membangun kembali stabilitas keamanan dan politik sejak dilanda perang selama puluhan tahun.
Pemilihan anggota parlemen sudah berlangsung selama tiga bulan mulai berakhir pada 29 Desember ini.
Abdifataf Omar Halane, juru bicara Pemkot Mogadishu mengatakan, bom ditanam di bawah pohon di luar sebuah warung teh. Akibat ledakannya lima tentara tewas dan puluhan orang lainnya termasuk warga sipil dirawat.
"Kami mendengar suara ledakan dasyat dan langsung kita melihat orang-orang tergeletak di dekat pohon. Beberapa di antaranya tewas dan yg yang lain berteriak meminta tolong," kata Nur Abdullahi, seorang penjaga toko. "Di antara korban luka terdapat beberapa anak," katanya.
Sebelum itu pada hari yg sama terjadi ledakan dari sebuah mobil di pos pemeriksaan di dekat teater kota Mogadishu, berjarak 500 meter dari Istana Presiden. Tidak ada yg menjelaskan apakah ada korban atau tidak.
Saksi mata mengatakan, ledakan bom langsung diikuti dengan bunyi tembakan.
"Pelaku meledakkan mobil setelah polisi memerintahkan pengemudi menghentikan kendaraan dengan menodongkan senjata. Kami sedang menyelidiki perkara ini," kata Abdikadir Hussein, seorang polisi.
Al Shabab, yg berafiliasi dengan Al Qaeda, bertujuan buat mengusir pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika, menggulingkan pemerintahan yg didukung Barat, dan memberlakukan hukum syariah.
Para militan pernah menguasai sebagian besar wilayah Somalia, termasuk Mogadishu sebelum dipukul keluar dari ibu kota negara itu pada tahun 2011.
Source : internasional.kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar