JAKARTA, Meski Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 baru mulai digelar pada 15 Februari tahun depan, tim pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI nomor pemilihan dua, Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, telah menyusun strategi buat mengantisipasi kemungkinan adanya kecurangan ketika proses penghitungan suara.
Strategi itu telah telah akan disosialisasikan kepada para relawan yg nantinya mulai disebar menjadi saksi di tempat-tempat pemungutan suara. Saat menghadiri pelantikan pengurus dan apel siaga 2.000 relawan Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) Jakarta Barat, Minggu (18/12/2016), Djarot mengatakan pengarahan kepada para relawannya.
Saat penghitungan suara nantinya digelar, Djarot meminta agar saksi dari para relawan buat ikut menghitung suara dan memfoto kertas penghitungan.
"Kita tak ingin dalam penghitungan suara ada yg curang. Kalau difoto dan dihitung sendiri, nanti mulai ketahuan di TPS mana yg ada kecurangan," kata Djarot.
Selain meminta bagi mengawasi penghitungan suara, Djarot juga meminta relawan aktif mengajak warga, khususnya di kantong-kantong suara Ahok-Djarot bagi tiba ke TPS. Kalau perlu, ia bahkan meminta relawan bagi mengawal warga ketika tiba ke TPS.
Djarot menyatakan bahwa meyakinkan warga simpatisan buat tiba ke TPS yaitu aspek terpenting bagi memenangkan Pilkada. Karena itu, ia meminta relawan bekerja keras meyakinkan pemilih, terutama di daerah-daerah yg jumlah populasi pemilihnya besar, seperti di Cengkareng, Jakarta Barat.
"Pastikan warga sekitar bagi tiba ke TPS. Kawal mereka. Tidak perlu takut. Ojo tanggal 15 podo turu kabeh, tangine isuk (jangan tanggal 15 nanti pada tidur semua, bangunnya baru besoknya)," kata Djarot.
Source : megapolitan.kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar