Briket Enceng Gondok, Secercah Harapan untuk Menyelamatkan Danau Rawapening

Posted by rarirureo on 12/20/2016

Briket Enceng Gondok, Secercah Harapan buat Menyelamatkan Danau Rawapening

UNGARAN, - Danau Rawapening yg terletak di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, yaitu sesuatu dari tujuh danau di Indonesia yg diprioritaskan bagi langsung direvitalisasi.

Danau seluas lebih dari 2.600 hektar tersebut ketika ini hampir 80 persen permukaannya sudah tertutup eceng gondok. Belum lagi persoalan sedimentasi, pencemaran dan rusaknya ekosistem tidak mengurangi deretan permasalahan yg ada di danau terluas di Pulau Jawa ini.

Staf Ahli Menteri lingkungan hidup dan Kehutanan (LHK) RI Bidang Energi, Arif Yuwono, mengatakan, dibutuhkan grand design dengan skala prioritas bagi menuntaskan masalah Rawapening. Sebab, selama ini, sejumlah upaya yg sudah dikerjakan cuma bersifat sektoral dan dalam skala yg relatif kecil.

"Tapi saat kami milik grand design kemudian menentukan prioritas apa yg harus dilakukan dan program apa yg harus dimunculkan, kalian dapat mengatasi Rawapening," kata Arif Yuwono di acara pencanangan program Membangun Pariwisata Kabupaten Semarang dengan Menyelamatkan Sumber Air Rawapening di Agrowisata PT Sido Muncul, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Senin (19/12/2016).

Menurut Arif, banyak program kegiatan tidak berjalan karena aliran dana dari APBN atau APBD berhenti,, sehingga permasalahan tak kunjung tuntas karena belum sempat membangun secara keberlanjutan.

Kuncinya, kata Arif, adalah konsisten dengan grand design yg sudah dibuat serta melibatkan masyarakat sekitar Rawapening.

"Kunci pendukungnya di bawah adalah pemberdayaan masyarakat, apabila masyarakat tidak dilibatkan maka kegiatannya tidak mampu berkelanjutan. Apalagi dananya terbatas dan cuma bergantung tahun angggaran," ungkapnya.

Ia mengatakan fungsi penting Rawapening bagi reservoar air, pembangkit listrik tenaga air, sekaligus wisata, semakin terancam bila tak ada program kelanjutan. Namun grand design penyelamatan Rawapening, menurutnya, bukanlah dokumen mati. Tapi mampu mampu diisi sesuai dinamika di lapangan.

"Kami tak berharap muncul grand design yg yang lain lagi, karena kapan kami harus melakukan satu kalau cuma berhenti di tingkat perencanaan. Peyelamatan Rawapening mungkin bukan tujuan, tetapi yg paling utama adalah kesejahteraan masyarakat sekitarnya," tandasnya.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dalam sambutan tertulis yg dibacakan Kepala Dinas Pariwisata Jateng Prasetyo Aribowo mengatakan, fungsi penting danau Rawapening bagi kebutuhan air minum, pembangkit listrik, pariwisata dan perikanan darat belum optimal lantaran permasalahan Rawapening belum terselesaikan secara menyeluruh.

"Saatnya kami curahkan seluruh kemampuan buat mendukung penyelamatan Rawapening. Kalau ketika ini Sido Muncul berkomitmen menolong penanganan eceng gondok sekaligus berupaya menyelamatkan sumber air Rawapening sangat luar biasa, mampu menjadi contoh untuk pengusaha lainnya di Jawa Tengah," katanya.

Menurut Gubernur, Rawapening yg secara demografi berada di tengah-tengah wilayah Jawa Tengah yaitu potensi pariwisata yg sangat prospektif buat selalu dikembangkan.

"Dengan keadaan danau semakin baik maka sektor pertanian, perikanan, industri kerajinan, pariwisata di Jawa Tengah makin maju," ucapnya.

Dengan permasalahan eceng gondok yg meresahkan seluruh pihak, maka Sido Muncul melalui kegiatan CSR-nya melakukan penelitian pemanfaatan eceng gondok menjadi sumber energi baru.

Energi alternatif

Menurut Direktur PT Sido Muncul, Irwan Hidayat, berdasarkan pengalamannya memakai limbah jamu sebagai bahan bakar, ternyata dari hasil penelitiannya eceng gondok juga mampu dimanfaatkan serupa.

"Eceng gondok dapat dipadatkan menjadi pellet sebagai energi baru pengganti gas, cara membuatnya mudah sekali dan cepat," kata Itwan.

Baca juga: PT Sido Muncul Berniat Buat Briket dari Bahan Eceng Gondok

Selama lima tahun terakhir, kata Irwan, sekitar 50 persen kebutuhan energi di Sido Muncul dipenuhi dari pellet atau briket limbah jamu, sedangkan 50 persen sisanya memakai gas.

Jika pemerintah daerah dapat membuat pabrik briket berbahan baku eceng gondok ini, pihaknya percaya banyak perusahan di Jawa Tengah yg bersiap buat membeli produk briket eceng gondok tersebut buat pemenuhan kebutuhan energi industri.

"Yang mampu menyelesaikan ya pemerintah. Kalau seperti pengusaha, kalian beli jadi saja. Pemerintah dapat ambil, yg pakai saya, kopi luwak, Apac ini yg hadir juga pasti mau," ujarnya.

Sementara itu, Bupati Semarang Mundjirin dalam sambutannya mengaku bahwa pemanfaatan eceng gondok sebagai bahan bakar di luar bayangannya. Karena selama ini pemanfaatan eceng gondok bagi mengurangi populasinya secara ekonomis cuma dengan menjadikanya sebagai pakan ternak atau kerajinan.

"Terus terang aku kaget dengan gagasan Pak Irwan ini, karena pikiran kita bagaimana membersihkan Rawapening ini bukan bagi bahan bakar. Tapi buat pakan ternak atau pupuk. ternyata ada cara lain, ini sangat membantu," tandas Mundjirin.

Dalam acara ini, selain Staf Ahli Menteri lingkungan hidup dan Kehutanan (LHK) RI Bidang Energi Arif Yuwono juga hadir Staf Khusus Menteri Pariwisata Don Kardono, anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI Tantowi Tahta, Bambang Sutrisno, Abdul Fikri Faqih, Fadholi dan Muji Rohmat.

Kemudian dari kalangan pejabat yg hadir antara Kepala Dinas Pariwisata Jawa Tengah Prasetyo Aribowo, Bupati Semarang Mundjirin, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Jenderal TNI Purnawirawan AM Hendropriyono, dan Ketua Dewan Pertimbangan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) Prof Dr Sudharto P Hadi PhD.


Source : regional.kompas.com

Share this

Blog, Updated at: 06.00

0 komentar:

Posting Komentar